Senin, 6 Oktober 2025

BNPT Rangkul 36 Kementerian dan Lembaga Atasi Permasalahan Terorisme di Tiga Provinsi

BNPT menggelar pertemuan bersama 36 kementerian dan lembaga negara dalam rangka penanggulangan terorisme

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rizal Bomantama
Kepala BNPT Suhardi Alius 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pertemuan bersama 36 kementerian dan lembaga negara dalam rangka penanggulangan terorisme di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).

Acara tersebut dihadiri langsung Kepala BNPT Suhardi Alius dan Menko Polhukam Wiranto.

Dalam acara tersebut, BNPT berusaha merangkul semua kementerian lembaga untuk memahami wilayah masing-masing untuk mengatasi hulu serta akar masalah radikalisme, terorisme, dan intoleransi.

Baca: Link Live Streaming TV Online MU vs Arsenal Liga Inggris di Mola TV, Tonton di HP

Baca: Mario Gomez Berani Mainkan Pemain Muda di Klub yang Ditanganinya dan Terbukti Manjur

Baca: Dipandang Sebelah Mata Sebagai Anggota DPR RI, Mulan Jameela Beri Tanggapan

Terutama di tiga provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur yang menurut Suhardi memiliki potensi aksi terorisme yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

“Kenapa kami fokus memberi perhatian kepada tiga provinsi itu terlebih dahulu, karena teman-teman tahu dalam tanda kutip memang di sana butuh diperhatikan. Saya tadi sampaikan karena anggaran BNPT terbatas maka kami libatkan semua kementerian dan lembaga untuk memahami suatu wilayah sampai kecamatan. Alhamdulillah respon dari kementerian dan lembaga positif,” ungkap Suhardi.

Melalui rapat sinergi itu Suhardi mengatakan BNPT mendorong hal tersebut karena selama ini kementerian dan lembaga tak mengerti permasalahan di suatu wilayah sampai ke hulu sehingga belum menyelesaikan masalah secara tuntas.

Suhardi berharap setelah berhasil di tiga provinsi itu kemudian menjadi pemicu wilayah lain untuk berbenah dan mengatasi masalah radikalisme, terorisme, dan intoleransi hingga ke akarnya.

“Setiap kementerian dan lembaga punya pos masing-masing misal PUPR membangun jalan, lalu ESDM bangun akses air bersih, dan bagaimana Kementerian Pertanian membantu bibit ayam dan tanaman. Nanti setelah target-target itu digarap akan kita lihat hasilnya,” katanya

“Kami harap dengan fokus ke tiga provinsi itu akan menjadi pemicu untuk diterapkan di provinsi lain dengan melihat akar masalah di masing-masing daerah yang tentu berbeda,” tambahnya.

Respons BNPT

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius meminta masyarakat memberi waktu kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus perencanaan kerusuhan dengan memanfaatkan aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).

Diketahui kepolisian menangkap enam orang terkat kasus tersebut.

Suhardi meminta agar jangan membawa-bawa institusi para pelaku terduga perencana kekisruhan tersebut.

“Berikan kesempatan kepada aparat untuk menyelidiki dan kita harus melihatnya secara arif. Mereka kan oknum, bisa saja bergerak secara pribadi, kasihan kalau institusinya disebut-sebut, jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga,” ungkap Suhardi ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).

Baca: Commuter Line Jurusan Tanah Abang-Serpong Tak Beroperasi

Baca: Wiranto Sebut OPM dan Kelompok Benny Wenda Sebagai Aktor Di Balik Kerusuhan Wamena

Baca: Jurnalis Indonesia Tertembak di Demo Hong Kong, KJRI: Tembakan Meleset

Sebelumnya seorang dosen salah satu perguruan tinggi di Bogor disebut-sebut ikut ditangkap setelah diduga merencanakan kekisruhan tersebut.

Suhardi menegaskan bahwa pihak BNPT selama ini sudah melakukan upaya pencegahan supaya paham radikal dan terorisme tak masuk ke kampus.

“Kita kan sudah masuk hal itu, saya ceramah di depan rektor perguruan tinggi negeri dan swasta bagaimana supaya paham moderat disampaikan kepada mahasiswa, terutama mahasiswa-mahasiswa baru. Yang penting kita beri kesempatan kepada aparat untuk melakukan penyidikan mendalam karena saya juga belum tahu detailnya,” kata Suhardi.

Rektor IPB terkejut

 Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengaku terkejut mendengar kabar ditangkapnya dosen IPB oleh pihak kepolisian terkait pembuatan bom molotov.

"Saya terkejut sekali dengan berita tersebut," kata Arif saat dihubungi wartawan, Jakarta, Minggu (29/9/2019).

Arif mengaku, malam ini dirinya akan mendatangi Polda Metro Jaya untuk melihat dosen IPB yang ditangkap di Tangerang.

Baca: Rezky Aditya Akui Ada Pertemuan Keluarga dengan Pihak Citra Kirana

Baca: Menilik Kondisi Pos Polisi Palmerah yang Dirusak Massa, 2 Bangkai Sepeda Motor Dibiarkan Tergeletak

Baca: Janda Muda Berhubungan Badan dengan 8 Pria di Semak, Saat Diperiksa Beri Pengakuan Mengejutkan

"Malam ini saya menjenguk beliau di Polda Metro Jaya dan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya," ujar Arif.

Inisiasi pembuatan bom molotov

Polda Metro Jaya menangkap seorang dosen Universitas Negeri ternama berinisial AB.

Ia diduga menginisiasi pembuatan bom molotov untuk digunakan saat aksi Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).

Penangkapan dilakukan tim Jatanras Polda Metro Jaya dibantu Densus 88 Antiteror Polri.

“Polres hanya backup,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Dicky Ario Yustianto ketika dikonfirmasi wartawan, Minggu (29/9/2019).

Baca: Erick Thohir: Saya dan Tim Penjaring Akan Bekerja Secara Fair

Baca: 5 Cara yang Benar dan Aman Menyimpan Paspor Agar Tidak Hilang atau Rusak

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tersangka diamankan di Jalan Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota, Sabtu, (28/9/2019) sekitar pukul 01.00 WIB.

Dosen tersebut disebut menyimpan bom molotov di rumahnya di Pakuan Regency Linngabuana, Margajaya, Bogor Barat.

AB ditangkap ketika sedang keluar dari rumah Laksamana SS di Perum Taman Royal 2, Kota Tangerang.

Barang bukti yang disita petugas salah satunya bom molotov siap pakai untuk aksi massa berjumlah 29 buah.

“Kami juga tidak diperbolehkan untuk mengambil dokumentasi,” kata Dicky.

Informasinya, para pelaku yang diamankan yakni AB, SG, YF, AU, OS dan SS.

Baca: Spesifikasi dan Harga Oppo A9 2020, Ponsel dengan 4 Kamera Kapasitas Battery 5000 mAh

Mereka memiliki peran berbeda.

Barang bukti yang disita yakni 29 bahan peledak jenis bom molotov, handphone, KTP dan dompet.

Polisi pun saat ini tengah mendalami dan melakukan proses penyelidikan lebih lanjut.

“Kami dari pihak Polres hanya back up saja. Petugas yang turun Jatanras Krimum dan Densus,” ujar Dicky.

Baca: Ramalan Zodiak Besok, Senin 30 September 2019: Virgo Perlu Kerja Keras, Aries Butuh Kesunyian

Dikonfirmasi terpisah, Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra enggan berkomentar banyak.

“Mungkin mau diberikan keterangan besok secara resmi,” kata Asep kepada wartawan, Minggu (29/9/2019).

Ditanya lebih lanjut apakah yang ditangkap itu dosen IPB, lagi-lagi dia mengelak.

“Itu secara resmi besok (Senin) akan disampaikan. Kan, e, biasanya lalu dikonfirmasi lagi. Jadi enggak bisa disampaikan sepenggal-sepenggal, nanti keliru. Sabar aja ya,” kata Asep.

Penulis: Rangga Baskoro

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Salah Satu Terduga Dalang Recana Kerusuhan Aksi Mujahid 212 Ternyata Menumpang Alamat KTP 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved