Mengintip Aktivitas Eva Kusuma Sundari dan Fahri Hamzah Berbenah Siap Tinggalkan Gedung DPR RI
Eva mengaku sudah membereskan ruangannya di gedung DPR. Ia pun sudah mengabadikan foto kenang-kenangan bersama para staf di depan ruangan.
JELANG pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2019-2024, beberapa legislator berbenah di kantor mereka.
Mereka yang berbenah adalah yang tidak terpilih ke periode selanjutnya.
Satu di antaranya adalah Eva Kusuma Sundari, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Eva kalah bersaing dari sesama calon anggota legislatif di internal PDI Perjuangan.
Di daerah pemilihan Jawa Timur VI, Eva berada di posisi keempat dari bawah.
Dia kalah dari Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan dan Sri Rahayu.
Baca: Masih Pelajari Perppu KPK, Jokowi akan Mengambil Keputusan Dalam Waktu Dekat
Eva mengaku sudah membereskan ruangannya di gedung DPR.
Ia pun sudah mengabadikan foto kenang-kenangan bersama para staf di depan ruangan.
"Ruangan sudah saya bereskan sejak lama. Saat ini ruangan sudah dikosongkan. Sudah foto bersama staf saat meninggalkan ruang kerja," ucap Eva kepada Tribun Network baru-baru ini.
Perempuan kelahiran Nganjuk 8 Oktober 1965 ini tak melanjutkan pengabdian di Gedung Kura-Kura.
Namun demikian, Eva mengaku akan tetap melanjutkan kerja-kerja politik.
Baca: Mahasiswa Tolak Undangan Presiden Jokowi untuk Datang ke Istana, Minta Tuntutan Dikabulkan Saja
Dia mengemban jabatan di jajaran ASEAN Parliamentarians for Human Rights.
Dia juga menjabat sebagai steering committee di International Panel of Parliamentarians for Freedom of Religion or Belief (IPPFoRB).
"Saya juga masih belum pensiun sebagai sekretaris badan pendidikan dan pelatihan pusat DPP PDI-P," ujar Eva.

Ia juga akan mengurus organisasi perempuan Rampak Sarinah.
Di organisasi tersebut Eva akan fokus bekerja pada peningkatan dan pemberdayaan ekonomi di Jawa Timur.
Meski tak terpilih, Eva akan tetap aktif di dunia politik.
Baca: Detik-detik Begal Payudara Surabaya Dikejar Korbannya, Modus Awal Minta Nomor HP, Simak Pengakuannya
Eva juga akan melanjutkan sekolah untuk mendapatkan gelar akademik tertinggi.
"Saya akan mberesi sekolah S3 supaya tidak drop out dan aktivitas lain, menggenjot hobi membaca dan menulis," tutur Eva.
Ia akan coba menyelesaikan tulisan. Eva akan menulis buku soal pengalamannya selama duduk di kursi DPR.
Buku itu, menurut Eva, untuk berbagi pengalaman kepada masyarakat.

"Untuk sharing experience (berbagi pengalaman)," kata Eva.
Selain itu, Eva juga akan mengelola tanah-tanah pertanian dan perkebunan supaya lebih produktif.
Di periode 2019-2024, Eva berharap DPR bisa mendukung pemerintah dalam membangun ibu kota negara baru yang modern, smart city, hijau.
Baca: Mahasiswa Tolak Undangan Presiden Jokowi untuk Datang ke Istana, Minta Tuntutan Dikabulkan Saja
Eva juga berharap tata kota ibu kota negara baru bisa lebih baik dan tidak terlalu padat seperti Jakarta.
"Kewajiban DPR untuk memberikan payung hukum yang kuat agar kemauan di atas bisa terlaksana. Lebih 30 negara telah bisa melakukan, termasuk Korea, maka Indonesia juga pasti bisa," imbuh Eva.
Lemari Buku Fahri Sudah Kosong
Seperti Eva Kusuma Sundari, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga telah berbenah.
Ruangannya yang berada di lantai IV Gedung Nusantara III hampir kosong.
Baca: 500 Kali Gempa Susulan Guncang Ambon hingga Sabtu (28/9/2019), Terbesar 5,6 SR
Saat Tribun Network menyambangi ruangan Fahri tersebut, lemari di belakang meja kerjanya sudah kosong.
Begitu juga lemari yang berada di seberang kanan meja kerjanya, tampak tak ada buku-buku dan berbagai barang lainnya.
Buku-buku itu menumpuk di meja, meski jumlahnya tak banyak.

"Saya soal itu (mengemasi barang, red) agak terencana. H minus sekian sudah clear," ujar Fahri kepada Tribun Network, Jumat (27/9/2019).
Fahri mengaku tertib administrasi. Dia memisahkan secara baik barang-barang pribadinya dan barang milik negara.
Fahri menuturkan barang yang ada di rumah dinas dan di kantornya sudah dipindahkan.
Baca: Berlangsung Damai, Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI Dipusatkan di Patung Kuda
Semua barang dimasukkan ke kardus agar mudah diangkut.
Sebuah televisi di ruangan Fahri menyala, menayangkan pertandingan sepak bola.
Tampak sejumlah staf Fahri hilir-mudik membawa beberapa barang dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Monitor pemantau lini masa Twitter di depan meja kerjanya masih aktif menyala.
Fahri mengatakan meninggalkan Gedung Parlemen bukanlah sesuatu yang personal.
Dia tahu kapan harus menempatkan diri sebagai pimpinan DPR ataupun sebagai individu lainnya.
"Tapi perjuangan perayaan hidup hari-hari yang berubah, berpindah, naik-turun, kiri-kanan, biasa. Ada saat hadir atau mengalir, ada berhenti, ada bangun, ada tidur, bukan beban pribadi. Kadang-kadang saya dikritik keluarga karena saya dipandang kemanusiaannya kurang," ujarnya.
Fahri Hamzah mengaku masih berkantor di sana pada Senin (30/9/2019) besok.

Hari itu akan jadi hari terakhir dirinya berkantor di DPR.
Di ruangan fraksi PDI-P yang terletak di lantai V dan VI Nusantara I, terlihat ada berbagai macam kardus di sudut-sudut ruangan.
Baca: Ibas Yudhoyono Nostalgia dengan Martabak Langganan Ani Yudhoyono di Bandung
Kardus ataupun barang-barang tersebut memenuhi lorong lantai V.
"Dari kemarin sebenarnya sudah beberes, ini hanya tinggal merapikan dan memisahkan mana barang pribadi dan mana yang bukan," kata Joaquim Rohi, staf ahli PDI-P kepada Tribun Network, Jumat (27/9/2019).

Joaquim mengatakan beberapa pegawai cleaning service ditugaskan mengosongkan ruangan dan membereskan barang-barang para legislator yang tak terpilih, baik itu berupa berkas atau barang-barang lainnya.
"Hari ini perpisahan anggota dewan, karena beberapa ruangan sudah rapi dibereskan," katanya.
Dia menunjuk kardus-kardus tersebut.
Dia mengatakan itu kepunyaan anggota dewan dari Komisi V, tapi dia tak mau menyebutkan siapa saja namanya.

Petugas cleaning service di gedung DPR turut membantu para anggota dewan berkemas.
Mereka mengangkut barang, memasukkan barang ke kardus, lalu meletakkan kardus-kardus tersebut ke tempat yang telah disiapkan.
Seperti yang terlihat di ruang kerja Fraksi PDI-P.
Baca: Curhat Pramugari Cantik Khusus Jet Pribadi yang Siap Layani Permintaan Apapun Penumpang Kaya
Sebanyak lima sampai enam orang tenaga cleaning service membantu para anggota dewan berkemas.
Mereka berbagi tugas dan menjalankannya.
"Siapa yang mengangkat ini, siapa yang membersihkan ruangan, siapa yang membereskan berkas-berkas," kata Eka, supervisor cleaning service ruang kerja F-PDIP lantai V Nusantara I. (Tribun Network/des/sap)