Senin, 6 Oktober 2025

Rusuh di Papua

Sejumlah Fakta Kerusuhan di Deiyai Papua, Jumlah Korban Kedua Belah Pihak hingga Rampas Senjata TNI

Simak sejumlah fakta kerusuhan yang terjadi di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8/2019), terkait kasus rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
Istimewa
Simak sejumlah fakta kerusuhan yang terjadi di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8/2019), terkait kasus rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua. 

Aksi kerusuhan yang membuat terjadinya baku tembak di Deiyai, Papua ini, telah dipastikan oleh Polri jika adanya keterlibatan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Penyerangnya diduga terindikasi kelompok KKB," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu, dikutip dari Kompas.com.

Namun, hingga kini polisi masih belum dapat mengidentifikasi asal-usul kelompok tersebut.

Aksi yang menuntut Bupati Deiyai untuk menandatangani referendum ini, awalnya aparat kepolisian dan TNI sempat berhasil bernegosiasi.

Baca: Ribuan Massa Bawa Senjata Tajam Tiba-tiba Serbu Lokasi Aksi Demo di Deiyai Papua, Diduga Kuat KKB

Baca: Unjuk Rasa Deiyai Papua Berakhir Ricuh, 2 Warga Sipil Tewas Ditembak & Kena Anak Panah di Perut

Saat negosiasi masih berlangsung, kata Dedi, sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru.

Mereka membawa senjata tajam, bahkan diduga juga membawa senjata api.

Mereka menyerang aparat.

Pada saat itulah kontak tembak antara massa dengan aparat terjadi.

"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Dedi.

3. Diduga Rampas Senjata Milik TNI

Menurut keterangan polisi, massa yang menyerang juga melakukan penembakan ke arah aparat.

Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolph A Rodja mengungkapkan, massa telah merampas senjata api milik TNI dalam aksi itu.

"Massa merampas sekitar 10 pucuk senpi sambil melakukan penembakan ke arah petugas TNI dan Polri yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa yang pada awalnya damai," kata Rudolph.

4. Adanya Provokator

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Markas PP PA GMNI, Cikini, Jakpus, Senin (22/7/2019).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Markas PP PA GMNI, Cikini, Jakpus, Senin (22/7/2019). (Rizal Bomantama/Tribunnews.com)

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai ada provokator yang masuk saat massa menggelar demontrasi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved