Pemindahan Ibu Kota Negara
Pemindahan Ibu Kota Dorong Pembangunan Infrastruktur Internet
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan ibu kota baru menggantikan Jakarta.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah mengumumkan ibu kota baru menggantikan Jakarta.
Lokasi ibu kota di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Hal itupun mendapat tanggapan dari Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jamalul Izza.
Ia menuturkan infrastruktur internet di Kalimantan Timur telah tersedia meskipun belum seperti Jakarta.
Jamalul pun mengatakan pemindahan ibu kota negara itu mendorong pembangunan infrastruktur internet. Salah satunya dengan melakukan perpanjangan Palapa Ring.
"Karena ini merupakan perencanaan dari awal, maka penggelaran infrastruktur harus dapat lebih baik dikelola agar seluruh penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi dapat co exist melayani Ibukota baru kita nanti," kata Jamalul dalam keterangannya, Rabu (28/8/2019).
Secara umum, Jamalul mengatakan kondisi internet di Pulau Kalimantan cukup baik.
Berdasarkan hasil survei nasional APJII bertajuk “Penetrasi Pengguna Internet 2018” yang dirilis pertengahan 2019, pengguna internet Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa dari populasi 264,16 juta.
Jumlah ini setara 64,8 persen terhadap populasi, naik sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya.
Dari jumlah 171 juta jiwa itu, sebanyak 9 persen pengguna berada di Pulau Kalimantan.
Dari 9 persen itu, kata Jamalul, Provinsi Kalimantan Barat berkontribusi 2,1 persen; Kalimantan Timur menyumbang 1,6 persen; Kalimantan Selatan 1,5 persen; Kalimantan Tengah 0,9 persen; dan Kalimantan Utara 0,3 persen.
"Jadi Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur adalah dua besar pengguna internet di Kalimantan," tutur lulusan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Jamalul pun meyakini perusahaan internet dan operator telekomunikasi akan melihat ini sebagai peluang.
Karena dengan adanya aktivitas baru khususnya di pemerintahan, maka trafik telekomunikasi akan tumbuh.
"Dengan demikian, para operator telekomunikasi dan perusahaan internet akan melihat ini sebagai potensi pendapatan, maka mereka akan melakukan penggelaran infrastruktur baru," ujar Jamalul.