Sabtu, 4 Oktober 2025

Soal Rektor Asing Pertama, Guru Besar UI: Universitas Siber Asia Bukan Universitas Murni Indonesia

Menristekdikti Mohamad Nasir memperkenalkan Profesor Jang Youn Cho sebagai rektor asing pertama di Indonesia.

BKKP/KEMENRISTEKDIKTI
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memperkenalkan rektor asing pertama di Indonesia. Rektor asing pertama itu adalah Profesor Jang Youn Cho (paling kanan). Jang Youn Cho asal Korea Selatan ini akan memimpin Universitas Siber Indonesia, perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang membidangi siber. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana salut kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir berhasil mendatangkan rektor asing untuk memimpin sebuah universitas di Indonesia.

Menristekdikti Mohamad Nasir memperkenalkan Profesor Jang Youn Cho sebagai rektor asing pertama di Indonesia.

Cho yang berasal dari Korea Selatan akan memimpin Universitas Siber Asia, perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang membidangi siber.

Universitas ini merupakan kerja sama Universitas Nasional dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea.

"Dalam hal ini saya salut sekaligus meminta maaf kepada Menristekdikti karena selama ini menganggap tidak mungkin rektor asing memimpin sebuah universitas di Indonesia," ujar Guru Besar Ilmu Hukum ini kepada Tribunnews.com, Senin (26/8/2019).

Namun demikian, bila melihat laman dari Universitas Nasional, dia menjelaskan, Universitas Siber Asia ternyata merupakan Universitas baru.

Baca: Soal Kebiri Kimia, Wakil Ketua Komisi IX DPR Lebih Setuju Kebiri Permanen

Baca: Persebaya Surabaya Bisa Mainkan David da Silva Kala Hadapi Bhayangkara FC

Baca: Daftar Susunan Pemain Inter Milan vs Lecce Liga Italia 2019 Serie A, Nantikan Tuah Lukaku

Universitas Siber Asia berada di bawah naungan Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) yang saat ini menaungi Universitas Nasional baru menerima izin prinsip pendirian.

Artinya, dia tegaskan, saat ini Universitas Siber Asia belum menerima mahasiswa.

Memang menurut dia, Universitas Siber Asia harus berjuang keras untuk memperoleh ranking 100 dunia dalam lima tahun ke depan mengingat masa jabatan rektor biasanya hanya lima tahun.

Selain itu, Hikmahanto menjelaskan, Universitas Siber Asia ternyata bukan Universitas murni Indonesia.

"Mengingat Universitas ini merupakan kerja sama antara YMIK dengan Hankuk University of Foreign Studies, Korea Selatan," tegas Hikmahanto.

Menjadi pertanyaan apakah ke depan Universitas Siber Asia akan mampu masuk 100 ranking dunia sebagaimana yang diharapkan oleh Presiden?

Terlebih, lanjut dia, yang diharapkan Presiden sebenarnya adalah Perguruan Tinggi Nasional (PTN).

Karena itu, lebih lanjut dia menilai, ada baiknya Presiden memberi kesempatan kepada Mohamad Nasir untuk menjabat sekali lagi sebagai Menristekdikti agar Indonesia memiliki universitas yang masuk dalam ranking 100 dunia.

"Ini untuk memastikan kebijakan yang dimulai oleh Prof M Nasir hari ini tetap dijalankan untuk 5 tahun ke depan. Pada gilirannya PTN akan mendapatkan rektor asing sebagaimana Universitas Siber Asia," tegasnya.

Menristekdikti Perkenalkan Profesor Jang Youn Cho, Rektor Asing Pertama

Menristekdikti Mohamad Nasir memperkenalkan rektor asing pertama di Indonesia.

Rektor asing pertama itu adalah Profesor Jang Youn Cho yang berasal dari Korea Selatan.

Cho akan memimpin Universitas Siber Asia, perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang membidangi siber.

Universitas ini merupakan kerja sama Universitas Nasional dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea.

Nasir mengatakan, Universitas Siber Asia merupakan lembaga pendidikan pertama yang sistem pendidikannya berbasis daring (online).

"Pertama kali rektor asing yang masuk di Indonesia, yaitu Universitas Siber Asia yang diselenggarakan Universitas Nasional Jakarta, di mana universitas ini (merupakan yang) pertama kali yang berbasis pada online" ujar Nasir di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Senin (26/8/2019).

Nasir menjelaskan, Cho mempunyai rekam jejak yang bagus.

Tercatat, Cho pernah mempunyai pengalaman di dua universitas yang berbeda negara.

Karena itu Cho dinilai tepat untuk memimpin Univesitas Siber Asia.

"Satu memiliki pengalaman di Hamburg University di Korea selatan dan pernah jadi dosen sepuluh tahun di universitas di Amerika dan saat ini menjadi rektor di Universitas Siber Indonesia," jelas Nasir.

Mengenal Universitas Siber Asia

Mengutip laman Universitas Nasional (Unas) dilaporkan Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) menerima izin prinsip pendirian Universitas Siber Asia dari Menristekdikti, Mohamad Nasir, dalam acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke 24 di Sanur, Bali, Senin (26/8/2019).

Unsiber merupakan universitas swasta berbasis full online learning pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi dari pemerintah.

‘’Alhamdulillah, terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Menristek Dikti beserta jajarannya, yang telah memberikan lisensi ini kepada kami untuk pendirian Universitas Siber Asia. Ini adalah sebuah mimpi yang menjadi kenyataan untuk mewujudkan misi memberikan akses pendidikan tinggi yang merata dan terjangkau kepada generasi bangsa,’’ ungkap Ketua Pengurus YMIK, Ramlan Siregar, dalam sambutannya.

Pendirian Universitas Siber Asia mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia serta menegaskan komitmen YMIK sebagai Pionir Perubahan dalam bidang pendidikan.

Universitas Siber Asia akan menjalankan tiga strategi utama, yaitu meningkatkan kuantitas, memberikan fitur-fitur pengajaran yang sesuai dengan masa depan era revolusi industri 4.0 dan menghadirkan pengajaran dengan kualitas dunia (world class learning).

Universitas berbasis pengajaran online ini merupakan jawaban untuk mengatasi bonus demografi di tahun 2030 – 2040, dimana jumlah penduduk usia produktif yaitu berkisar 15 – 64 tahun lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.

Pendidikan berbasis full online learning dan full learning management system ini juga selaras dengan kebijakan pemerintah dan menjawab tantangan Era Revolusi Industri 4.0, memberikan efisiensi dalam layanan pendidikan tinggi dalam skala tidak terbatas bagi penduduk Indonesia tidak saja di perkotaan namun juga daerah terpencil yang memiliki akses internet

Bahkan dengan biaya pendidikan yang terjangkau, dapat membantu para pekerja dengan penghasilan rendah untuk tetap dapat mengakses pendidikan tinggi.

Nantinya, sistem pembelajaran Universitas Siber Asia memanfaatkan jaringan internet secara terbuka dan masif melalui program Massive Open Online Course akan menghadirkan fitur-fitur pembelajaran berorientasi masa depan untuk mempersiapkan lulusannya menghadapi era revolusi industri 4.0.

Universitas Siber Asia juga akan menjaga kualitas dengan membawa pembelajaran kelas dunia yang salah satunya dilakukan dengan membawa para pengajar terbaik dari berbagai negara seperti Amerika, Korea dan juga Indonesia.

Didukung dengan insfrastruktur dan teknologi dari Korea, serta pengajar yang kompeten di bidangnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, Universitas Siber Asia ditargetkan akan mulai menerima mahasiswa baru tahun depan melalui lima program studi yang akan dibuka yaitu Manajemen Kontemporer dan e-commerce, Akuntansi dan Perpajakan, Sistem Informasi, Informatika, Penyiaran dan Komunikasi Digital.

Untuk menyiapkan universitas Siber Asia, YMIK didampingi oleh pakar yang telah berpengalaman dalam memimpin universitas siber di Korea Selatan, yaitu Profesor Jan Youn Cho.

Sosok Profesor Jan Youn Cho, Rektor Asing Pertama di Indonesia

Profesor Cho yang selama 10 tahun di Amerika Serikat ini merupakan mantan Vice President of Hankuk University for Foreign Studies. Ia sekaligus merupakan Operating Rector dari Cyber Hankuk University for Foreign Studies, di Korea Selatan.

Prafesor Cho juga pernah menjabat sebagai Dekan di College of Business dan Dekan Sekolah Pascasarjana di Hankuk University for Foreign Studies, Korea Selatan.

Diharapkan dengan pengalaman dan kompetensinya, Profesor Cho dapat membawa Universitas Siber Asia menjadi universitas kelas dunia.

‘’Korea Selatan memiliki 21 universitas siber, dengan pengalaman memimpin salah satu universitas siber di sana, saya akan membawa Universitas Siber Asia sejajar dengan universitas terkemuka di luar negeri,’’ ujar Cho dalam kesempatan yang sama.

Mengutip laman Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional mengenai profile Jang Youn Cho yang diposting 21 Februari 2018 lalu, diketahui Profesor Cho Profesor Jan Youn Cho.

Ia kembali ke Korea pada 1997 lalu, tepat setelah krisis keuangan di Asia.

Pada 1997-1998, ia menjabat sebagai Wakil Ketua pendiri Dewan Standar Akuntansi Korea. Badan ini adalah badan pengaturan akuntansi di Korea, yang meletakkan fondasi untuk transparansi yang lebih baik dalam standar Akuntansi Korea.

Profesor Cho memiliki keahlian dalam tiga bidang lenelitian meliputi penilaian dan analisis bisnis, persistensi laba serta akuntansi internasional.

Profesor Cho masuk nominasi tujuh "profesor terbaik" dalam kurun waktu sepuluh tahun di Universitas Nebraska-Lincoln.

Dia adalah dosen pendidikan daring atau online pertama di Korea.

Ia membuka program MBA Siber, ketika menjabat Dekan, di Graduate School of Business.

Kemudian, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Universitas Hankuk untuk Studi Luar Negeri dalam mengisi Cyber University of Foreign Studies.

Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan untuk beberapa perusahaan termasuk perusahaan S-Oil, Korea-Saudi Aramco.

Setelah pensiun pada bulan Agustus 2017, ia memiliki misi untuk menyumbangkan pengalamannya guna mempromosikan pendidikan online bagi banyak orang muda Indonesia, yang melewatkan kesempatan belajar.

Untuk lebih lengkapnya, berikut perjalanan pendidikan dan pengalaman kerjanya:

Pendidikan:

* Hankuk University for Foreign Studies, di Korea Selatan. (B.A. dalam administrasi publik)

* Universitas Texas di Arlington (Magister Akuntansi Profesional)

* Universitas Florida, Sekolah Akuntansi Fisher, PhD. (akuntansi)

Pengalaman:

* 1987-1996 asisten profesor, Universitas Nebraska di Lincoln, Sekolah Akuntansi

* 1997-2017 Profesor, Departemen Administrasi Bisnis, Hankuk University for Foreign Studies,

* 1999-2000 Wakil Ketua Dewan Standar Akuntansi Korea (Purna Waktu)

* 1999-2000 Anggota Dewan Standar Akuntansi Pemerintah, Kementerian Keuangan dan Ekonomi

* 2001-2002, Editor: Tinjauan Akuntansi Korea

* 2004-2007 Anggota Komite Pengawas Akuntansi, Jasa Pengawasan Keuangan, Kementerian perencanaan & Keuangan

* 2006-2010 Dekan Perguruan Tinggi Administrasi Bisnis, Sekolah Pascasarjana Bisnis, Universitas Hankuk

* 2014-2017 Wakil Presiden Universitas Hankuk & Rektor dari Cyber Hankuk University for Foreign Studies, di Korea Selatan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved