Mati Listrik di Ibukota dan Sekitarnya
Soal Jokowi Marah pada PLN, Istana Menilai Wajar hingga Makna Istilah 'Orang-orang Pintar'
Soal Jokowi marah di Kantor PLN, Istana menilai wajar hingga penjelasan ahli bahasa mengenai istilah 'orang-orang pintar'.
Soal Jokowi marah di Kantor PLN, Istana menilai wajar hingga penjelasan ahli bahasa mengenai istilah "orang-orang pintar".
TRIBUNNEWS.COM - Kehadiran Presiden Joko Widodo di Kantor PLN, Kebayoran Baru, Jakarta, pada Senin (5/8/2019) pagi, menjadi sorotan publik.
Jokowi datang didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Kepala BSSN Hinsa Siburian.
Tak hanya soal kedatangannya terkait mati listrik di Jabodetabek dan sebagian Pulau Jawa, reaksi Jokowi saat berada di Kantor PLN juga dibicarakan.
Baca: Dikurbankan Jokowi untuk Masyarakat Mamuju, Mike Tyson si Sapi Biasa Mandi 2 Kali Sehari
Baca: Saat Iriana Mengaku Kehilangan Suami, Ucapan Ibu Negara Undang Tawa, Kemana Jokowi?
Orang nomor satu Republik Indonesia ini terlihat marah setelah mendapat penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani.
Istana menilai wajar

Terkait Presiden Joko Widodo marah di Kantor PLN karena pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian Pulai Jawa, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai wajar.
Pasalnya, mati listrik yang berlangsung sejak Minggu (4/8/2019) hingga Senin (5/8/2019), sangat mengganggu aktivitas warga.
Terutama mereka yang memiliki bisnis, bisa merugi akibat mati listrik.
"Yang pasti Presiden sangat mendengarkan suara publik."
"Itu yang pertama (penyebab Presiden marah)," ujar Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, seperti dilansir Kompas.com.
"Pastilah banyak orang yang merasakan terganggu ekonominya," tambahnya.
Lebih lanjut, Moeldoko mengatakan Jokowi tak puas dengan penjelasan Plt Dirut PLN yang terlalu panjang dan bersifat teknis.
Dikutip dari Kompas.com, Moeldoko menyebutkan, menurutnya Sripeni Inten Cahyani hanya menjelaskan masalah teknis penyebab mati listrik.
Baca: BERITA POPULER Jokowi Marah di Kantor PLN, Menolak Wawancara hingga Para Menteri Terdiam
Baca: Penjelasan Lengkap PLN yang Buat Presiden Jokowi Marah dan Langsung Pergi
Padahal Jokowi ingin mengetahui alasan mengapa gangguan bisa terjadi beserta solusinya agar tak terulang kembali.
"Walaupun secara teknikal setelah dijelaskan kan paham gitu ya. Tapi yang lebih penting lagi bagaimana memitigasi kalau terjadi sesuatu," jelasnya.
"Manajemen resiko, memitigasi, perlunya menangani langkah-langkah emergency sangat ditekankan oleh presiden dan jangan lengah. Kalau terjadi ini bagaimana," lanjut dia.
Penjelasan ahli bahasa

Mengutip dari Kompas.com, Ahli Bahasa Sastra Jawa dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Prof Sahid Teguh Widodo, memberikan penjelasan terkait istilah "orang-orang pintar" yang digunakan Presiden Joko Widodo saat mendatangi Kantor PLN, Senin (5/8/2019) pagi.a
Saat mengunjungi Kantor PLN, Jokowi menanyakan apakah pihak PLN tidak memperkirakan kejadian mati listrik di Jabodetabek dan sebagian Pulau Jawa sehingga masyarakat tahu sebelumnya.
“Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik kan sudah bertahun-tahun."
"Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya? Kok tahu-tahu drop," ujar Jokowi, Senin.
Menurut Sahid, istilah Jokowi tersebut merupakan tindakan yang mencerminkan budaya sebagai orang Jawa.
“Jawa itu tempatnya hal-hal semu atau tidak jelas, tapi untuk keperluan yang sangat jelas."
Baca: Saat Dua Menteri Jokowi Bungkam Ditanya Listrik Padam
Baca: Di Mana Rini Soemarno saat Jokowi Sambangi Kantor PLN? Ini Penjelasan Stafnya
"Artinya sesuatu yang jelas itu diumpamakan menggunakan kata-kata yang lain, yang sifatnya kadang malah justru indah, tapi sebenarnya untuk memukul,” jelas Sahid saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Senin.
Lebih lanjut, Sahid menyebut cara marah Jokowi kerap ditunjukkan Presiden Soekarno, yang sering menggunakan cara Jawa.
“Dalam konsepsi Jawa Tradisional, ‘wong pinter’ itu, pertama, artinya orang yang sepuh (matang), orang yang ono babagan sak kabehe (segala sesuatu ada di dia)."

"Dua, wong kang ngerti sak durunging winaras (mengetahui segala hal sebelum terjadi),” tutur Sahid.
Artinya adalah orang pintar bisa membaca tanda-tanda sebelum terjadinya sesuatu dan mengambil tindakan antisipatif agar tak terjadi sesuatu fatal.
“Orang yang tidak pernah terlena, orang yang selalu eling lan waspodo (ingat dan waspada), tunduk, takluk, dan sami’na wa ato’na (mendengar dan patuh) dalam tugas-tugasnya,” lanjut dia.
Sahid menilai, Jokowi menaruh kepercayaan dan memandang pihak PLN ahli dalam bidangnya.
Ia mengatakan cara marah Jokowi memiliki tujuan tertentu, untuk memperhalus emosi yang akan disampaikan.
Baca: UPDATE Kabar Pemadaman Listrik, Kemarahan Jokowi hingga Disebut Akibat Pohon Sengon
Baca: Jokowi Hanya Bicara 2 Menit, Penjelasan Dirut PLN Dinilai Terlalu Panjang dan Bertele-tele
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com)