Minggu, 5 Oktober 2025

Usai Bertemu Jokowi, Yusril: Banyak Tokoh PBB Sangat Pantas Masuk Kabinet

Yusril mengaku dalam pertemuan dengan Presiden, tidak menyodorkan nama-nama kader PBB yang pantas untuk dijadikan sebagai menteri.

Editor: Sanusi
seno
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai banyak kader PBB layak dipertimbangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dijadikan menteri dalam kabinet ke depan.

Hal tersebut disampaikan Yusril usai dirinya bersama pengurus PBB sebanyak 45 orang bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

"Kita tahu di PBB, ada banyak tokoh-tokoh yang segitu pantas untuk masuk pemerintahan, untuk kabinet maupun jabatan-jabatan yang lain," ucap Yusril.

Meski begitu, Yusril mengaku dalam pertemuan dengan Presiden, tidak menyodorkan nama-nama kader PBB yang pantas untuk dijadikan sebagai menteri.

"Kami tidak enak kalau harus menyodorkan (nama), lebih baik bersifat pasif saja. Terserah kepada presiden, jadi presiden akan memilih siapa akan menunjuk siapa," paparnya.

Menurutnya, dalam pertemuan tadi juga telah dinyatakan bahwa PBB akan membantu Jokowi-Ma'ruf dalam lima tahun ke depan untuk mensukseskan program pemerintahan.

"Insya Allah kita membantu beliau dengan sepenuh hati," ucapnya.

Tak Ada Tekanan

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, tidak ada tekanan dari parpol koalisi terhadap Presiden terpilih Joko Widodo dalam menentukan kabinet.

"Bagi kami (red-PDIP), penyusunan kabinet harus dengan kontemplasi dan data profil calon-calon yang ada. Presiden juga punya opsi-opsi. Itulah yang harus dibahas sehingga tidak ada tekanan dalam menyusun hal itu (red-kabinet)," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

Hasto menuturkan, peran partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) adalah memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.

Sehingga, harus menegaskan hak presiden dalam menyusun kabinet.

"Peran partai yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Ya peran partai itu kan terkait strategi memobilisasi rakyat, peran parpol enggak bisa meniadakan hak presiden. Itu ditunjukkan oleh Ibu Megawati ketika menjadi presiden saat menyusun kabinet," kata Hasto.

Meski demikian, Hasto mengatakan, PDIP sebagai partai pengusung bisa memberi masukan kepada Jokowi terkait sosok yang dirasa pantas dan memiliki kemampuan strategis.

Bocoran

Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mengantongi sejumlah nama dalam pemilihan Kabinet Menteri Jilid II periode 2019-2024.

Jokowi mengatakan dengan masuknya sejumlah nama tersebut, membuatnya lebih mudah untuk memilih.

"Soal kabinet, saat ini sudah mulai masuk nama-nama."

"Kita mengumpulkan pilihan, jadi memilihnya lebih mudah karena banyak alternatif," katanya usai makan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Sukoharjo, Minggu (23/7/2019).

Namun saat ini, dia masih belum memutuskan nama-nama yang akan masuk dalam kabinet jilid II itu.

Baca: Warga Teluk Pakedai Digegerkan Temuan, Diduga Korban Perampokan Disertai Pembunuhan

Baca: Download Senorita Lagunya Shawn Mendes dan Camila Cabello, Lengkap Lirik & Chord, Unduh MP3 di Sini

Baca: ZODIAK KESEHATAN Ramalan Zodiak Kesehatan Senin 29 Juli 2019: Gemini Alergi, Cancer Harus Olahraga

Dalam kabinet barunya ini, Jokowi akan memasukan beberapa nama yang masih muda yang menempati jabatan menteri.

Hal ini tidak lepas dari keinginannya, untuk menjadikan pemuda agar mendapatkan peranan dalam menjadi pemimpin.

"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan."

"Karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," lanjutnya.

Menurutnya, menyikapi hal tersebut, di berbagai belahan dunia sudah menerapkan pemimpin muda.

"Soal menteri anak mudah, saya sudah sampaikan berung kali kalau di kabinet kerja jilid II nanti akan ada banyak warna yang muda-muda," terangnya.

Jokowi menambahkan perkembangan dunia sangat dinamis sehingga perlu energi yang ekstra untuk merespons permasalahan dengan cepat.

Salah satunya dengan menempatkan posisi anak muda di dalam kabinet.

Saat disinggung soal adanya perampingan kabinet, Jokowi mengaku belum membahas sampai di situ.

Ingin Ada Pemimpin Muda

Jokowi mengatakan dirinya berkeinginan ada anak muda mulai menjadi pemimpin di Indonesia.

Baca: Warga Pijay Diserang Penyakit Gatal Aneh, Awalnya hanya Beberapa Orang, Kini Sudah Ratusan

Baca: YouTuber Ria Ricis Pamit dari YouTube, Beberkan Alasan dan Beri Pesan Ini untuk Para Penggemarnya

Hal ini tidak lepas dari perkembangan jaman yang berkembang pesat, sehingga kalangan muda dianggap lebih mampu untuk mengikuti perkembangan tersebut.

"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," katanya usai malan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Minggu (23/7/2019).

Menurutnya, menyikapi hal tersebut, berbagai negara di dunia sudah memiliki pemimpin muda.

Saat dikaitkan dengan anaknya, Gibran Rakabuming, yang bakal maju sebagai Calon Wali Kota (Cawalkot) Solo, Jokowi mengaku menyerahkan semuanya kepada anaknya.

"Saya serahkan ke Gibran, sama waktu dia mau jualan martabak, silakan, mau jualan pisang, silakan."

"Saya paksa pegang pabrik juga enggak mau, kita demokratis aja," lanjutnya.

Jokowi mengaku, saat ini belum ada komunikasi yang mengarah dengan isu anaknya yang maju Cawalkot.

"Belum ketemu Pak Rudy (Wali Kota Solo, red), belum ada pertemuan dengan parpol," imbuhnya.

Nama Gibran sendiri muncul meramaikan bursa Cawalkot Solo, setelah namanya menempati top survei yang dirilis Universitas Slamet Riyadi (Unisri).

Dia mendapatkan 13 persen pilihan responden yang menempatkannya pada peringkat kedua, di bawah Achmad Purnomo yang mendapat 38 persen.

Namun Jokowi masih enggan mengomentari hal tersebut.

"Apapun jabatannya, apapun kariernya, yang penting bertanggung jawab," pungkasnya.

Agenda Pertemuan dengan SBY

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berencana akan melakukan pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Rencana pertemuan kedua tokoh itu disampaikan Wakil Ketum Partai Demokrat, Syarief Hasan, beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal itu, Jokowi mengaku belum ada agenda mengenai pertemuan itu.

"Belum ada rencana pertemuan dengan pak SBY," katanya usai makan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Sukoharjo, Minggu (28/7/2019).

Jokowi mengaku mempersilahkan siapa saja yang ingin bertemu dengannya untuk membangun jalinan komunikasi yang positif.

"Bertemu siapa pun penting, hal itu untuk membangun komunikasi," imbuhnya.

Selama ini, Jokowi menilai hubungannya dengan SBY maupun partai Demokrat berjalan dengan sangat baik.

Sehingga, jika akan ada pertemuan antara dua tokoh tersebut, tidak perlu membuat Sekretariat Gabungan (Sekgab).

"Pembentukan Sekgab enggak perlu, biar komunikasinya baik, bisa lewat telepon-telepon."

"Selama ini kita enggak ada sekretariatan dan enggak ada kantornya, komunikasi kita (dengan SBY) baik saja."

"Hanya cara kita saja dalam menjalin komunikasi," jelasnya.

Terpisah, Syarief Hasan mengatakan, pertemuan SBY dan Jokowi ini diharapkan dapat terealisasi secepatnya. (TribunSolo.com/Agil Tri)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Jokowi Mengaku Sudah Kantongi Nama Calon Menteri Kabinet Kerja Jilid II, Ini Bocorannya

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved