Angkasa Pura II Siap Dukung Kembangkan General Aviation untuk Majukan Pariwisata Indonesia
Pemerintah Pusat dan Daerah mendukung inisiatif PT Angkasa Pura II (Persero) untuk mengimplementasikan konsep General Aviation ntuk Majukan Pariwisata
Kendala Regulasi
Namun, untuk bisa menjadikan General Aviationsebagai daya tarik wisata, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mengingatkan ada beberapa standard keselamatan yang harus dipenuhi pelakunya.
“Misal, untuk yang ingin melakukan penerbangan malam baik untuk latihan atau wisata harus melengkapi standard kelengkapan pesawat demi menjamin keamanan. AirNav mendukung General Aviation, namun regulasinya harus menyesuaikan,” kata Yurlis.
Sementara Marsekal Madya TNI (Purn) Eris Heriyanto, seorang pilot yang menggeluti dunia General Aviation mengakui ada banyak destinasi wisata yang bisa dijangkau dengan pesawat kecil. Sehingga rencana AP II untuk mengembangkannya perlu didukung semua pihak.
“Termasuk dari sisi pajak PPNBM yang kalau ditotal dengan biaya lainnya, untuk membeli satu pesawat kecil itu biayanya bisa kena pajak 100% alias dua kali lipat dari harga aslinya. Selain itu operator bandara juga harus memastikan berbagai jenis BBM untuk pesawat kecil tersedia di bandara,” jelas Eris.
Serap Tenaga Kerja
Capt. Dharmadi, Direktur Utama FlyBest Flight Academy memiliki catatan tersendiri sendiri setuju konsep General Aviationsegera dimulai di Indonesia. Ia mengacu pada Amerika Serikat (AS) yang sudah sangat lama merasakan manfaat ekonomi dariGeneral Aviation.
“Di AS itu ada 4.000 bandara yang melayani General Aviation. Anda tahu berapa jumlah penumpangnya? 166 juta orang!,” kata mantan Presiden Direktur AirAsia Indonesia tersebut.
Dharmadi menyebut penerapan General Aviationjuga bisa jadi solusi penyerapan tenaga kerja, karena akan banyak dibutuhkan pilot, tenagaground handling, mekanik, sampai menumbuh kembangkan sekolah-sekolah pilot.
Chairman Aircraft Owners and Pilots Association of Indonesia (AOPA-ID) Imron Siregar mengatakan, gagasan AP II untuk menjadikan General Aviation pendorong pariwisata merupakan yang pertama di Indonesia. Ia menyebut, ada 2 juta pekerja terserapGeneral Aviation di AS sehingga jika diterapkan di Indonesia bisa lebih tinggi dari itu jumlah pekerja yang dilibatkan.
“Semoga tahun depan Indonesia bisa bikin event air rally dengan gagasan awal ini,” kata Imron.
Menguntungkan ASITA
Ketua Bidang Organisasi DPD ASITA Jawa Timur Agus Rejeki Wartonomenambahkan, penandatanganan komitmen General Aviation oleh parastakeholder di industri aviasi merupakan sebuah pintu awal yang memudahkan para anggota ASITA dalam menawarkan paket wisata ke wisatawan asing.
“Semakin banyak eventatraksi pesawat, yang juga bisa menjangkau destinasi wisata yang tidak bisa ditembus oleh moda transportasi lain maka kami bisa berjualan lebih banyak paket wisata lagi,” kata Agus.
Kasubdit Kerja Sama Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Ade Kusmana, sebagai regulator industri penerbangan di Indonesia menyebut instansinya siap diajak berkomunikasi untuk menyediakan regulasi penerbangan yang lebih fleksibel untuk mendukung General Aviation di Indonesia.