Polisi Tembak Polisi
Tangis Putri Polisi yang Ditembak Mati Brigadir RT: Aku Gak Rela Papa Pergi, Aku Mau Lihat Papa
Pantauan TribunJakarta.com, VT sempat menangis histeris dan berteriak-teriak memanggil almarhum ayahnya.
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Curahan hati VT, anak Bripka RE yang tewas ditembak rekan seprofesinya Brigadir RT (31) di Mapolsek Cimanggis, Kota Depok, pada Kamis (25/7/2019) malam membuat trenyuh orang yang mendengarnya.
VT tak hentinya menangis hingga matanya sembab.
"Dari semalam VT gak berhenti nangis, saya sampai gak tega lihatnya," kata Toni kerabat dekat yang sudah bagaikan saudara bagi keluarga korban di Perumahan Tapos Residences, Cimanggis, Kota Depok, Jumat (26/7/2019).
"Ya Allah papa ya Allah papa, tengokin VT terus papah, papah tengokin VT," teriak VT histeris sembari digendong anggota keluarga korban yang lainnya.
Baca: Datang ke Akad Nikah Tania Nadira, Ayu Ting Ting Diberi Benda Ini: Biar Cepat Nikah, Dapat Jodoh
Baca: Hasil Japan Open 2019: Taklukkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Marcus/Kevin Maju ke Semi Final
Baca: Live Score Hasil Babak Pertama PS Tira-Persikabo vs Kalteng Putra, Liga 1 2019,Tuan Rumah Unggul 2-1
Dalam teriakannya, bocah malang yang diketahui baru akan masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut pun tak rela ayahanda tercintanya pergi untuk selama-lamanya.
"Gak mau, aku mau liat papah sekarang, papah ga mau aku gak rela papah pergi," ujar VT histeris.
Seperti diketahui, Bripka RE tewas akibat tujuh kali tembakan yang diduga dilakukan oleh rekannya sendiri, Brigadir RT.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, Brigadir RT diduga menembak Bripka RE menggunakan senjata api jenis HS 9.
"Dia (Brigadir RT) lalu menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali di bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo saat dikonfirmasi Kompas.com (jaringan Surya.co.id), Jumat (26/7/2019).

Saat ini, jenazah Bripka RE telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi.
Penyidik Polda Metro Jaya masih menunggu hasil otopsi untuk mendalami penyebab peristiwa penembakan tersebut.
"Masih kami dalami (motif penembakan)," kata Argo.
Seperti diketahui, peristiwa penembakan itu terjadi di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/7/2019) pukul 20.50 WIB.

Kronologi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, peristiwa penembakan di Polsek Cimanggis diduga disebabkan oleh seorang anggota polisi yang terpancing emosi.
Anggota polisi berpangkat brigadir dengan inisial RT emosi lantaran rekannya, Bripka RE menolak permintaannya dengan nada kasar.
Keduanya tengah menangani kasus tawuran.
Awalnya, Bripka RE mengamankan seorang pelaku berinisial FZ dengan barang bukti senjata tajam.
Tak lama, orangtua FZ datang ke kantor Polsek Cimanggis didampingi Brigadir RT dan Brigadir R. Kedua polisi yang datang bersama orangtua FZ meminta Bripka RE untuk melepaskan FZ.
"Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com (jaringan Surya.co.id), Jumat.
Brigadir RT merasa penolakan yang disampaikan Bripka RE bernada kasar.
Tak terima dengan perlakuan tersebut, Brigadir RT kemudian pergi menuju ruangan lainnya yang bersebelahan dengan ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis.
Ia mengambil sebuah senjata api jenis HS 9.
"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo.
Akibatnya, Bripka RE meninggal di tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah Bripka RE telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan autopsi.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Penembakan Polisi di Polsek Cimanggis, Anak Korban: Aku Gak Rela Papah Pergi