Pasutri Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina Tinggalkan Gowa Sejak 2016 Tanpa Pamit Tetangga
Terduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Filipina diketahui pernah tinggal di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Ia tak pernah kelihatan membeli keperluan sehari-hari di toko.
Sementara suaminya, aktif melakukan kegiatan kajian keagamaan.
Jaja menyebut tetangganya itu ramah dan baik.
"Makanya kami kaget, kami kenal dia baik. Tidak ada informasi kalau mereka pergi ke Filipina hingga ada kabar peristiwa itu," tutur Jaja.
Dari pantauan lokasi, rumah terduga pelaku tampak sepi.
Tak ada penjagaan khusus dari aparat keamanan ataupun kepolisian.
Kejadian nahas tersebut diketahui terjadi di Jolo Filipina.
Ada dua ledakan yang terjadi.
Pertama dalam gereja, kedua ketika petugas keamanan datang memberi pertolongan terhadap para korban di lokasi.
Sebanyak 22 orang dilaporkan meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
Selain itu ada 100 orang menderita luka-luka.
Cuci otak
Pasangan suami-istri pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jolo, Filipina disebut pernah mengikuti doktrinasi hingga pencucian otak atau brainwash.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pasca mendapatkan doktrin, kedua warga negara Indonesia (WNI) itu menyanggupi menjadi 'pengantin suicide bomber'.
"Rekam jejak yang bersangkutan, pernah mengikuti doktrinasi, brainwash, penanaman nilai-nilai dari paham radikal ekstrim tersebut dan ada juga kesanggupan yang bersangkutan untuk menjadi pengantin suicide bomber," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/7/2019).