Kabinet Jokowi
Pengamat Politik Sarankan Jokowi Tiru Cara SBY Seleksi Menteri dalam Menyusun Kabinet
Jokowi disarankan untuk meniru cara SBY dalam menyusun menteri-menteri kabinet dengan melakukan it and proper test.
TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Ma'ruf Amin memiliki waktu sekitar 3 bulan untuk membentuk kabinet.
Jokowi-Ma'ruf akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 pada 20 Oktober 2019.
Jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf sebagai presiden dan wakil presiden, menteri-menteri yang akan mengisi kabinet menjadi perbincangan yang menarik.
Baca: Jokowi Telah Kantongi Nama-Nama Menteri Kabinet Baru
Baca: Menteri-menteri yang Kemungkinan Akan Tinggalkan Kabinet Jokowi
Langkah Jokowi-Ma'ruf dalam menyusun kabinet mendapat sorotan dari sejumlah pihak.
Peneliti dan pengamat politik Centre of Strategic and Internasional Studies (CSIS) Arya Fernandes menyarankan Jokowi untuk meniru langkah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyusun calon menteri dalam kabinetnya.

Pada era pemerintahan di periode 2009-2014, SBY melakukan fit and proper test terhadap calon menteri kabinetnya.
Kala itu, SBY harus memilih menteri dengan pertimbangan yang akuntabel dan kredibel serta bisa bertanggung jawab kepada rakyat.
"Jika ingin membentuk komposisi menteri, Presiden Jokowi bisa membentuk tim terbatas dan melakukan fit and proper test seperti era SBY kepada calon menteri," ujar Arya.
Dengan dilakukannya fit and proper test, Arya menilai Jokowi bisa menganalisis kompetensi, kecocokan, pengalaman dan loyalitas calon menteri.
"Jadi Jokowi tentu harus memiliki prioritas, bargaining yang kuat ketika akan kompromi dengan partai yang menyodorkan nama menteri," paparnya kemudian.
Ia menjabarkan, fit and proper test ala SBY bisa ditiru dengan formula yang berbeda.
Contohnya, dengan melibatkan lembaga eksternal atau membentuk tim khusus dan wawancara yang dilakukan Presiden Jokowi kepada calon menterinya.
Baca: Kabar Terbaru Kabinet Jokowi-Maruf, Pengamat Nilai Koalisi Gemuk Jadi Beban
Baca: JK Usul Kabinet Jokowi Harus Harmoniskan Suku Agama dan Wilayah, Begini Tanggapan NasDem
Selain menyarankan Jokowi meniru cara SBY, Arya juga menilai bahwa Jokowi memiliki beban yang ditanggung Jokowi dalam penyusunan kabinet.
Menurut Arya, yang menjadi beban dalam pembentukan kabinet itu adalah besarnya koalisi partai politik yang mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Dalam Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf didukung oleh PDI-P, PKB, Golkar, Nasdem, PPP, Perindo, PSI, Hanura, dan PKPI.