Senin, 6 Oktober 2025

KPK Berkoordinasi dengan Kejati DKI Periksa Dua Tahanan Investasi Bodong

"Ya tadi sudah datang dua orang saksi yang merupakan tahanan pihak Kejaksaan," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada pewarta, Kamis (11/7/2019).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang (kanan) didampingi Juru Bicara KPK Febri Diansyah (kiri) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dua saksi yang merupakan tahanan Kejaksaan dalam penyidikan kasus suap terkait perkara yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Kamis (11/7/2019) ini dua saksi itu diperiksa untuk tersangka mantan Asisten Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Agus Winoto (AGW), yakni Reymond Rawung dan Hary Suwanda.

"Ya tadi sudah datang dua orang saksi yang merupakan tahanan pihak Kejaksaan," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah kepada pewarta, Kamis (11/7/2019).

Terkait pemeriksaan dua saksi itu, kata Febri, KPK perlu mendalami rangkaian soal peristiwa pokok karena diduga suap dilakukan untuk mempengaruhi tuntutan dalam perkara yang ditangani Kejati DKI tersebut.

"Dalam melakukan pemeriksaan ini, koordinasi kami lakukan dengan Kejaksaan sebagai institusi yang menangani," ungkap Febri.

Baca: Investasi Bodong Rugikan Puluhan Karyawan Hingga Rp 30 Miliar, Polres Purwakarta Selidiki Pelaku

Selain Agus Winoto, KPK juga telah menetapkan dua tersangka lainnya, yakni Alvin Suherman (AVS) seorang pengacara dan Sendy Perico (SPE) dari pihak swasta atau pihak yang berperkara.

Dalam konstruksi perkara dijelaskan bahwa tersangka Sendy melaporkan pihak lain yang menipu dan melarikan uang investasinya sebesar Rp 11 miliar.

Sebelum tuntutan dibacakan, Sendy dan Alfin telah menyiapkan uang untuk diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum. Uang ini diduga ditujukan untuk memperberat tuntutan kepada pihak yang menipunya.

Saat proses persidangan tengah berlangsung, Sendy dan pihak yang ia tuntut memutuskan untuk berdamai.

Setelah proses perdamaian rampung, pada 22 Mei 2019, pihak yang ia tuntut meminta kepada Sendy agar tuntutannya hanya satu tahun.

Alfin kemudian melakukan pendekatan kepada Jaksa Penuntut Umum melalui seorang perantara. Perantara kemudian menginformasikan kepada Alfin bahwa rencana tuntutannya adalah selama dua tahun.

Alfin kemudian diminta menyiapkan uang Rp200 juta dan dokumen perdamaian jika ingin tuntutannya berkurang menjadi satu tahun.

Kemudian, Alfin dan Sendy menyanggupi permintaan tersebut dan berjanji menyerahkan syarat-syarat tersebut pada Jumat (28/6/2019) karena pembacaan tuntutan akan dilakukan pada Senin (1/7/2019).

Pada Jumat (28/6/2019) pagi, Sendy menuju sebuah bank dan meminta Ruskian Suherman (pihak swasta) mengantar uang ke Alfin di sebuah pusat perbelanjaan di Kelapa Gading.

Kemudian sekitar pukul 11.00 WIB, Sukiman Sugita, seorang pengacara mendatangi Alfin di tempat yang sama untuk menyerahkan dokumen perdamaian.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved