Selasa, 7 Oktober 2025

KSAD TNI Masih ‘Brainstorming’ Soal Pembentukan Komponen Cadangan

Andika mengatakan gagasan itu masih perlu dibahas dengan berbagai pihak secara komprehensif.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
Tribunnews.com/ Rizal Bomantama
Kepala Staf TNI AD Jenderal Andika Perkasa di Mabes TNI AD, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkata Darat (KSAD) TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan mustahil mengamankan seluruh wilayah Indonesia hanya mengandalkan jumlah personil tentara reguler.

Oleh karena itu Andika mewacanakan pembentukan komponen cadangan yang berisi masyarakat sipil yang mendapatkan pelatihan tertentu untuk diandalkan mempertahankan kedaulatan wilayah Republik Indonesia.

Hal itu disampaikan Andika saat menjadi pembicara dalam diskusi “Wilayah Negara dan Sistem Pertahanan dan Keamanan Menurut UUD NRI Tahun 1945” di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2019).

Usai diskusi, Andika mengatakan gagasan itu masih perlu dibahas dengan berbagai pihak secara komprehensif.

“Nanti dulu, soal itu kita masih ‘brainstorming’,” ungkapnya.

Baca: Analisis Hasil Investigasi Kerusuhan 21-22 Mei Rampung 90 Persen

Dalam diskusi yang diikuti puluhan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta itu Andika memberi contoh peristiwa-peristiwa yang sulit dikontrol seutuhnya jika hanya mengandalkan personil TNI AD reguler.

Termasuk dalam hal pengamanan Pemilu serta soal pengamanan perbatasan dengan negara lain.

“Misal saat Pemilu kemarin jumlah tempat pemungutan suara ada 810 ribu tapi jumlah personil reguler TNI AD hanya 318 ribu, kami bukannya ingin ada di setiap TPS tapi kami berusaha semaksimal mungkin membantu Polri dalam mengamankan jalannya Pemilu,” ungkapnya.

“Saya juga pernah menjadi Panglima Kodam di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah di sana ada perbatasan RI dengan Sarawak yang panjangnya mencapai 960 km sedangkan pos perbatasan hanya berjumlah 59 sehingga jarak antarpos sekitar 20 km. Kalau dibilang ini banyak sekali lubangnya, ini lah contoh hal di lapangan yang menunjukkan personil kami kurang,” imbuhnya.

Oleh karena itu Andika berpendapat perlu dilakukan penambahan personil secara kreatif melalui komponen cadangan yang juga dilakukan oleh beberapa negara maju di dunia seperti Amerika Serikat.

“Kita tidak bisa bebankan anggaran negara dengan perbanyak merekrut tentara reguler, tapi bukan berarti komponen cadangan ini murah. Amerika yang anggaran pertahanan sekitar 50 persen dari total anggaran pertahanan negara seluruh dunia saja menerapkan hal tersebut,” tegasnya.

“Komponen cadangan ini bisa ditempatkan di setiap provinsi, bisa digerakkan untuk berbagai fungsi termasuk tempur,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved