Sabtu, 4 Oktober 2025

Satgas Pamrahwan Maluku Yonif 136/TS Bantu Selesaikan Pembangunan Masjid di Aru Maluku

Melihat sarana ibadah yang tidak layak, Satgas Pamrahwan Maluku Yonif 136/TS tergerak untuk membantu pembangunan Masjid di Desa Mesiang, Kabupeten Aru

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Dispenad
Satgas Pamrahwan Maluku Yonif 136/TS membantu pembangunan Masjid di Desa Mesiang, Kabupeten Aru, Maluku. 

Ia mengatakan, ketika personel melihat langsung, ternyata kondisi bayi dalam keadaan terbalik.

"Yang keluar itu kaki bayi dahulu dari rahim sang Ibu. Dalam kondisi itu, Rose mengalami kesulitan dalam melahirkan bayi yang menurut bapaknya Prematur. Ini tidak hanya membahayakan bayi saja, namun juga keselamatan sang ibu. Alhamdulilah saat itu proses persalinan berjalan dengan lancar dan keduanya selamat," kata Erwin.

Baca: Kisah Kakak Ipar Paksa Adiknya yang Masih di Bawah Umur Berhubungan Intim di Kebun Sawit

Baca: Intip Sederet Foto Anggota Girl Squad di Acara Tunangan Jessica Iskandar

Baca: Cara Bikin Pipi jadi Tirus, Ikuti Langkahnya dan Lakukan dengan Rutin

Baca: Airlangga Hartarto Dinilai Pantas Kembali Jadi Ketua Umum Partai Golkar, Berikut Alasannya

Namun, kata Erwin, tak lama kemudian, kondisi bayi memburuk, sehingga oleh personel Satgas segera di bawa ke Rumah Sakit (RS) Kota Barat.

"Bayi laki-laki itu, didiagnosa perawat mengalami hipotermia dan kekurangan oksigen, sehingga nasibnya tidak tertolong. Dimungkinkan karena proses persalinannya yang prematur dan kondisi sungsang," jelasnya.

Erwin mengatakan, dalam proses persalinan yang tidak normal, kemudian sang bayi meninggal karena mengalami hipotermia.

"Sementara itu, Ibu Rose, kondisinya sehat dan dalam poses pemulihan," tambahnya.

Erwin mengatakan, dari berbagai informasi yang diperolehnya, hipotermia atau permasalahan pada bayi yang baru lahir disebabkan karena proses peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin.

"Dari beberapa referensi yang saya baca, saat pertama kali bayi keluar dari rahim, merupakan kondisi kritis karena memerlukan berbagai perubahan biokimia dan Faali," kata Erwin.

"Dimana peredaran darah melalui plasenta digantikan fungsi paru-paru, berfungsinya saluran cerna untuk menyerap makan, berfungsinya ginjal mengeluarkan bahan tidak terpakai untuk mempertahankan homeostatis kimia darah, fungsi hati menetralisir dan mengekresi racun dalam tubuh, serta lain sebagainya," tambah Erwin.

Menurutnya, saat itu kondisi awal bayi itu sangat rentan dan memerlukan perhatian dan perlakuan khusus.

"Apalagi jika sang bayi dilahirkan prematur. Sesungguhnya kondisi mereka masih belum siap dengan perubahan-perubahan tadi," tegasnya .

Dari peristiwa itu, Erwin menegaskan bahwa semua pihak keluarga Yessy, anggota medis Satgas, maupun RS telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Ibu dan Bayi.

"Namun semuanya kembali kepada kodrat Yang Maha Kuasa. Semoga keluarga kembali lekas pulih dan dapat mengikhlaskan sang bayi," kata Erwin.

Untuk meringankan beban keluarga Yessi, abituren Akmil 2002 ini pun menyampaikan bahwa pihaknya telah membantu penyiapan pemakaman bagi sang bayi.

"Sebagai bentuk rasa bela sungkawa dan membantu meringankan keluarga, kita bantu pemakaman jenazah," paparnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved