Lakukan Pemilu 2019 Dengan Cerdas, Seru Tamara Geraldine, Caleg DPR RI Partai PDI Pejuangan
Tamara sejak remaja bercita-cita menjadi pengusaha, dunia artis atau bekerja diindustri hiburan bukanlah cita-cita utamanya

TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - Tamara sejak remaja bercita-cita menjadi pengusaha, dunia artis atau bekerja diindustri hiburan bukanlah cita-cita utamanya, sehingga membuatnya mantap mundurdari dunia hiburan sejak 2004.
Keinginannya adalah menciptakan lapangan pekerjaan bukan sekedar mendapatkan lapangan pekerjaan. Membeli perusahaan konsultan sumberdaya manusia dari Inggris juga Amerika bersama kakaknya berhasil mewujudkan mimpi Tamara membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan karyawan selama 15 tahun.

Untuk menyeimbangkan hidup, Tamara mengabdikan dirinya di “Kota Kembang Api, The Foundation, sebagai pekerja yayasan yang kebanyakan ditugaskan blusukan keseluruh pulau Indonesia sebagai penggiat gerakan anti narkoba.
“Di yayasan sayaterlatih untuk tidak lagi pilih-pilih. Saya tidak lagi bertanya yang saya akan bantu, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, agamanya apa? Batak atau bukan?”. Itu lah sebabnya sebagai kader pusat di PDI Perjuangan saya tidak bertanya ketika ditugaskan untuk mencalonkan diri di Kudus, Demak, Jepara.

Apa istimewanya nyaleg untuk bangun desa saya sendiri pesan almarhum kakek, saya kalau sudah sukses bangun desamu jangan menunggu menjadi anggota legislatif.
Turun sejak bulan September hanya terputus sesekali pulang untuk acara partai di Jakarta atau kuliah, mahasiswa yang terdaftar di 3 Universitas yang berbeda ini seperti kutu loncat di 3 dapil secara militan.
“Panwaslu dan Kepolisian yang mengawasi Tamara sosialisasi pernah berkata mengikuti Tamara untuk sosialisasi sampai lempoh (semaput).

Sampaihar iini jumlah persisnya belum terhitung tapi kurang lebih 30 ribu orang yang tersebar di 3 dapil sudah bertatap muka langsung dengan Tamara”, ujar Julie Sinuhaji, manajer kampanye Tamara Geraldine.
Ditugaskan di BP Pemilu deputi perempuan memberi tanggung jawab khusus bagi Tamara memberikan sosialisasi pemilu cerdas, aman, nyaman dan damai.
Tamara sadar, tidak bisa menutup mulut pembuat fitnah dan hoax. Sebagai penulis yang merasa bertanggung jawab dengan semua yang berhubungan dengan literasi Tamara menerbitkan 50.000 buku juga panduan kartu suara yang berjudul TIM ANTI HOAX, Jokowi dalam buku saku yang sekarang sudah tersebar di 3 dapil.

Sebagai rasa tanggung jawab saya untuk meluruskan berita-berita yang tidak benar dan mensosialisasikan kartu suara karena semua harus mengerti bagaimana cara mencoblos, ada 5 kartusuara dengan 5 warna yang berbeda.
Yang saya bisa adalah memperkuat desanya mencerdaskan penduduknya, saat ini itu adalah tugas saya sebagai calon anggota legislatif.
Setiap hari Tamara melakukan sosialisasi di 3- 5 titik. Dalam satu hari, Tamara minimal menemui 500 orang untuk berinteraksi langsung denganya .

Tamara membuka mata mereka akan hal-hal belum pernah terpikirkan sebelumnya. Misalnya serangan fajar dari para calonlegislatif yang tidak pernah turun blusukan.
Semua perlu tahu berapa milyar dalam satu hari yang harus dikeluarkan menjelang hari-H. untuk DPR RI yang butuh kurang lebih 200.000 suara, yang berarti 200 ribu amplop yang akan dibagikan, jika di isi masing-masing Rp. 30.000 jumlahnya fantastis, 6 milyar!
Dalam 5 tahun harus balik modal. Akhirnya ajang ini bukan nyaleg tapinyari proyek. Semua akhirnya menyadari dan melek bahwa yang menciptakan maling adalah diri merekasen diri. Setelah itu dicoblos, akhirnya mereka juga yang memasukkan malingnya keparlemen.
