Pemilu 2019
Usung Caleg Milenial dan Perluas Basis, Strategi Golkar Lakukan Regenerasi dan Kaderisasi
Berdasarkan data internal DPP Golkar, ada 133 caleg milenial dari 573 caleg DPR se-Indonesia diusung dalam Pemilu 2019.
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, Partai Golkar pro caleg milenial atau kalangan muda.
Berdasarkan data internal DPP Golkar, ada 133 caleg milenial dari 573 caleg DPR se-Indonesia diusung dalam Pemilu 2019.
"Dengan jumlah 133 atau 23,21 persen, caleg milenial Golkar ini bisa memenangkan Pileg 2019. Bahkan, caleg milenial Golkar nampaknya bukan caleg biasa-biasa saja, mereka ditempa melalui kaderisasi dan berbagai organisasi sayap di internal Golkar," kata Ujang kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/4/2019).
Dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto menurutnya, Partai Golkar fokus melakukan regenerasi dan kaderisasi.
Hal ini terlihat jelas dengan banyaknya caleg milenial Golkar.
"Kalau partai lain pakai artis, Golkar memilih regenerasi dan pemilihnya lebih banyak dari milenial. Saya berkeyakinan Golkar bisa di posisi kedua. Karena caleg milenial bisa menambah power perolehan suara Golkar. Mereka biasa bergerak di media sosial dan komunitas. Jangan lupa Soekarno selalu mengedepankan pemuda untuk pembangunan bangsa,” kata Ujang.
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini juga mengapresiasi Airlangga Hartarto, yang memberikan tempat dan ruang cukup besar bagi caleg milenial.
Menurutnya, Golkar telah mengikuti tren masa depan dengan mengikutsertakan caleg milenial dengan jumlah besar.
Ujang menilai yang dilakukan Partai Golkar, akan membuat basis kekuatan semakin luas merambah pemilih milenial.
"Cara ini adalah untuk mengambil ceruk milenial dan memperluas basis Golkar. Dengan demikian, anggapan Golkar adalah partai orang tua terbantahkan,” katanya.
Baca: Pekan Ini, Satgas Antimafia Bola Akan Limpahkan Berkas Perkara JD dan VW ke JPU
Lebih lanjut Ujang menjelaskan, saat ini Golkar mengkombinasikan generasi milenial dan senior.
Yakni menggabungkan kekuatan senior berpengalaman dan pemuda penuh semangat serta penuh harapan.
“Kombinasi ini tentu akan menjadi kekuatan dan partai baru sekelas PSI saja, saya rasa hanya sebatas klaim saja. Mungkin caleg milenial PSI tidak sebanyak dari Golkar,” kata Ujang.
Menurutnya, caleg milenial di Golkar sebenarnya memiliki pengalaman, jaringan dan finansial.
Sehingga membuat potensi menang caleg milenial Golkar cukup besar ketimbang caleg milenial partai lain.
“Mereka (caleg milenial) tinggal memaksimalkan apa yang telah mereka miliki. Tinggal caleg milenial mampu menjaga suara bahkan menambah suara,” kata Ujang.