Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Polri Sebut Tudingan dari Akun @Opposite6890 Bagian dari Upaya Mendelegitimasi Pemilu

Akun @Opposite6890 mengaku membongkar jaringan 'buzzercoklat' ini setelah melacak paket aplikasi Android (APK) Sambhar.

Editor: Johnson Simanjuntak
Vincentius Jyestha/Tribunnews.com
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akun @Opposite6890 diketahui menuding Polri memelihara buzzer untuk kepentingan paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Menanggapi hal itu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menilai tudingan akun @Opposite6890 adalah bagian dari upaya mendelegitimasi pemilu.

Ia menjelaskan upaya-upaya pendelegitimasian pemilu itu telah dimulai sejak bulan November 2018 berawal dari isu e-KTP yang menyasar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Kemudian berlanjut pada hoaks surat suara tercoblos pada bulan Desember 2018, yang kemudian dilanjutkan dengan isu netralitas Polri dan Bawaslu dalam rentang waktu Januari hingga Maret 2019.

"Artinya pola-pola itu kita sudah maping, ya dalam rangka apa akhirnya? Delegitimasi pemilu. (Jadi) Jangan sampai ini terjadi, karena ini akan merusak demokrasi yang ada di Indonesia," ujar Dedi di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/3/2019).

Jenderal bintang satu itu menegaskan pihaknya akan terus mengawal dan menegakkan hukum kepada para pelaku hoaks.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa netralitas Polri dalam Pemilu 2019 adalah harga mati. Hal tersebut selalu ditekankan oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dala setiap kesempatan pada seluruh personel Korps Bhayangkara.

"Kita akan terus fokus untuk terus memberantas kasus-kasus hoax atau juga propaganda-propadganda yang dimunculkan di medsos, kita akan habisi itu," kata dia.

Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu meminta awak media memberi waktu Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menganalisa isu tudingan akun @Opposite6890.

Baca: Bareskrim Siber Klaim Telah Profiling Identitas Dibalik Akun @Opposite6890

"Termasuk ini (tudingan akun @Opposite6890, - red), dalam hal ini tunggu dulu. Berikan kita kesempatan pada Direktorat Siber untuk betul-betul menganalisa secara komprehensif terhadap peristiwa ini," tukas Dedi.

Seperti diketahui, media sosial Twitter heboh dengan kabar bahwa Mabes Polri menjadi aktor yang mengorganisir ribuan anggota Polri untuk menjadi buzzer politik untuk mendukung capres Jokowi.

Sebuah akun dengan nama @Opposite6890 mengklaim Mabes Polri membentuk buzzer anggota Polri dari tingkat Polres sampai pusat dan semua anggota buzzer terhubung seluruh Indonesia melalui aplikasi bernama Sambhar.

Akun @Opposite6890 mengaku membongkar jaringan 'buzzercoklat' ini setelah melacak paket aplikasi Android (APK) Sambhar.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved