Khofifah-Emil Diajak Lihat Rutan KPK
Fachrori Umar yang baru lantik sebagai Gubernur Jambi pada pekan lalu dan Syamsuar dan Edy Natar Nasution yang baru dilantik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya, Emil Elestianto Dardak atau Emil Dardak, mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta pada Rabu kemarin.
"Semula setelah dilantik tanggal 13 rencana langsung ke sini, tapi kemudian ada arahan dari Mendagri (Tjahjao Kumolo) sekalian menunggu pelantikan berikutnya," kata Khofifah setiba di kantor KPK.
Selain Khofifah-Emil, Fachrori Umar yang baru lantik sebagai Gubernur Jambi pada pekan lalu dan Syamsuar dan Edy Natar Nasution yang baru dilantik pada Rabu kemarin, juga mendatangi kantor KPK.
Selain melakukan audiensi tentang pencegahan korupsi, pimpinan KPK juga mengajak pasangan kepala daerah yang baru dilantik pada Rabu pekanm lalu itu melihat Rumah Tahahan (Rutan) K-4 yang berada di belakang kantor KPK.
Baca: Lawan MK Dons, Garuda Select Sudah Siap Atasi Postur Lawan yang Tinggi dan Besar
Khofifah menyampaikan, kedatangannya ke kantor komisi anti-rasuah menjadi tradisi baru bagi kepala daerah terpilih untuk berkonsultasi pencegahan korupsi semasa kepemimpinan mereka di daerah.
Ketiga kepala daerah tersebut diterima oleh Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan jajara
KPK.
Setelah melakukan audiensi tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dengan penekanan pencegahan korupsi, mereka diajak keliling Rumah Tahanan K-4 yang berada di bagian belakang Gedung KPK.
Dengan dipandu oleh Saut Situmorang, para kepala daerah tersebut berjalan beriringan.
Begitu memasuki ruangan depan rutan, mereka disambut dengan jejeran galon air mineral di salah satu sudut. Ruangan depan sisi kanan terdapat loker tempat penyimpanan barang pengunjung.
Keempat kepala daerah itu hanya sekitar 5 menit mengamati rutan yang didominasi warna abu-abu itu.
Baca: Sopir Pribadi Ungkap Sepak Terjang Joko Driyono, Mulai Amankan Kertas Hingga Transfer Rp 5 Miliar
Di dalam ruangan yang agak panas tersebut, keempat kepala daerah itu dengan seksama menyimak pemaparan dari Saut Situmorang.
Saut pun berpesan agar jangan sampai ada dari keempat kepala daerah itu yang menjadi penghuni Rutan KPK.
"Maksudnya kita kemari adalah supaya ada semangat bahwa sampai kapanpun tidak akan masuk ke ruangan ini lagi, kira-kira begitu pak ya?" ucap Saut sembari melirik ke arah Syamsuar.
"Itu yang kami mau sehingga cukup paling tidak sampai sini (depan Rutan KPK) saja, tidak masuk ke dalam," imbuhnya.
"Iya siap," jawab Syamsuar.
Saut menilai tiga daerah itu 'istimewa'. Dia mencontohkan Riau sudah 'mengirimkan' tiga gubernurnya sebagai tersangka hingga dijebloskan ke rutan.
"Sebagaimana Riau kita tahu, tiga sudah jadi pasien, enggak akan lagi pak ya?" kata Saut diikuti tawanya.
Selain Riau, Jawa Timur termasuk daerah yang rawan korupsi. Setidaknya sudah 13 kepala daerah dari 38 kepala daerah di Jatim menjadi tersangka kasus korupsi di KPK. Sebagian di antaranya terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena dugaan menerima suap.
Baca: Terasa Nyaman Usai Kerokan? Ternyata Itu Bukan Obat Masuk Angin, Efeknya Justru Berbahaya
Ke-13 kepala daerah itu yakni, Wali Kota Madiun Bambang Irianto, Bupati Pamekasan Ahmad Syafi'i, Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Bupati Nganjuk Taufiqurrahman, dan Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko.
Selain itu, juga ada Wali Kota Malang Mochammad Anton, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, Wali Kota Blitar Samanhudi, Wali Kota Pasuruan Setiyono, Bupati Malang Rendra Kresna, dan Bupati Bangkalan Fuad Amin Imron. (tribun network/ilham/seno)