PPI Taiwan: Peserta Magang Akui Tak Leluasa Jalani Ibadah saat Bekerja
Sutarsis mengatakan, telah mengkonfirmasi keluhan para peserta magang yang menyatakan sulit menjalankan ibadah saat jam kerja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Taiwan, Sutarsis, angkat bicara terkait dugaan kerja paksa yang dialami sekitar 300 mahasiswa peserta kuliah magang di Taiwan.
Sutarsis mengatakan, telah mengkonfirmasi keluhan para peserta magang yang menyatakan sulit menjalankan ibadah saat jam kerja.
Sutarsis menjelaskan, peserta magang kesulitan mengkomunikasikan keinginan untuk beribadah, karena jam kerja yang ketat.
"Kalau salat, fasilitas solat dan ibadah memang sudah terkonfirmasi. Mereka (peserta magang) kesulitan mengkomunikasikan itu," ujar dia, Kamis (3/1/2019).
"Karena jam kerja ketat, dan kadang pihak Taiwan tidak paham," sambung dia.
Baca: Misteri Kematian Bintang Film Dewasa August Amest Terungkap, Diduga Intimidasi Lawan Main
Sementara, dugaan pekerja yang diberikan makanan non-halal, mahasiswa S3 di National Central University, Taoyuan city itu, belum bisa mengkonfirmasi kebenarannya.
"Itu masih belum terkonfirmasi dengan baik, ada yang mengatakan tidak ada," ujar Sutarsis.
Sejauh ini, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) meminta perwakilan Indonesa di Taipei yakni Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk mendalami kasus tersebut.
Selain itu, Indonesia juga menghentikan sementara perekrutan serta pengiriman mahasiswa skema kuliah-magang hingga disepakatinya tata kelola yang lebih baik.