Pilpres 2019
Serap Aspirasi Relawan Jokowi-Ma'ruf, Hasto Ingatkan Balas 'Serangan' dengan Senyuman
Hasto meminta para relawan tidak mudah terpancing dengan hoaks yang menyasar pasangan Jokowi - Kiai Ma'ruf
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto menyerap aspirasi dari sejumlah relawan pasangan calon presiden 01 Joko Widodo - Kiai Ma'ruf Amin di Kota Medan, Sumatera Utara.
Hasto beserta rombongan melanjutkan Safari Politik Kebangsaan III, melangsungkan pertemuan dengan relawan, berbincang santai, mempersilakan mereka untuk menyampaikan keluhan. Satu di antaranya dari Budi perwakilan Relawan Jokowi (Rejo) Sumatera Utara.
Budi menyampaikan, bahwa Jokowi yang merupakan petahana kerap diserang dengan isu-isu 'miring'.
Serangan itu, menurut Budi, bisa berasal dari media sosial, seputar berita bohong atau hoaks.
"Kita diserang, dimaki, dibelah, tapi pertahanan kita tidak ada, kemampuan balik menyerang tidak ada," kata Budi di Rumah Aspirasi Relawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/12/2018).
Hasto meminta para relawan tidak mudah terpancing dengan hoaks yang menyasar pasangan Jokowi - Kiai Ma'ruf.
Ia mengimbau para relawan tidak balik menyerang hujatan, umpatan, atau menyebar hoaks yang menerpa jelang Pilpres 2019.
Hasto mengatakan pemilihan presiden, merupakan alat untuk mencari pemimpin.
Cara-cara yang tidak beradab dengan menyebar hoaks, ucap Hasto, bisa memecah belah antar masyarakat.
Baca: Hasto Sindir Sandiwara Sandiaga di Hadapan Seribuan Kader PDIP Sumatera Utara
"Buat apa? Bangsa ini bisa terpecah. Pak Jokowi mengingatkan kita untuk tersenyum, agar kita tetap bekerja. Bukan dengan cara-cara menghujat," ujar Hasto.
Ia pun menyinggung ada seorang ulama, yang jelang Pilpres mencela presiden.
Menurut Hasto, setiap agama mengajarkan kebaikan. Mencela seseorang tidak membawa akhlak kebaikan bagi umat.
"Kalau orang menyerang dengan cara seperti itu, itu menggembosi dirinya sendiri," ucap Hasto.
Hasto pun menilik pada masa Pilpres 2014, saat Jokowi diserang dengan fitnah melalui tabloid obor rakyat. Meski tidak balik menyerang, masyarakat tetap memilih Jokowi sebagai presiden periode 2014-2019.
"Mau jadi sengkuni atau pandawa," tanya Hasto kepada para relawan, yang dijawab dengan pandawa.
"Mau ikut nabi atau setan? Mereka teriak-teriak jungkir balik, kita harus tetap tersenyum. Kita tetap bekerja, biarkan anjing menggonggong, kafilah berlalu," tutur Hasto.