Mengintip Lokasi Pembuangan KTP Elektronik
Lokasi temuan ribuan keping KTP Elektronik di persawahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur bukanlah tempat yang dekat dengan jalan besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lokasi temuan ribuan keping KTP Elektronik di persawahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur bukanlah tempat yang dekat dengan jalan besar.
Lokasinya masuk ke dalam gang yang hanya muat untuk satu mobil. Seorang warga menjelaskan, apabila bukan penghuni, kebanyakan akan memutar balik kendaraannya. "Ya kalau enggak tahu banget, pasti putar sih. Cuma cukup satu mobil saja kan ini," ucap dia di dekat lokasi.
Lokasi ditemukannya KTP elektronik di jalan yang baru dibeton tersebut, juga bukan tempat pembuangan sampah warga. Sebaliknya, justru warga akan marah jika ada sampah yang dibuang di tempat tersebut.
Pasalnya, terdapat satu buah kursi panjang yang berada di dekatnya dan biasa menjadi tempat bercengkrama ibu-ibu rumah tangga saat sore hari.
"Oh enggak boleh buang sampah di sini. Dulu ada sih, buang puing bekas bangunan. Tapi, ya langsung diambil lagi. Ini kan buat duduk-duduk," ujarnya.
Baca: Polisi Ungkap Penjual Blangko e-KTP Anak Mantan Pegawai Dukcapil
Ketua RW 11 Kelurahan Pondok Kelapa, Ipit mengatakan saat penemuan, ia bersama anak-anak kecil langsung menyambangi lokasi. Saat itu, keadaan cukup sepi. Hal yang biasa terjadi di lingkungan tersebut.
"Kalau siang, memang sepi sampai sore. Jadi, waktu itu hanya saya dan anak-anak. Tidak ada orang dewasa lain," jelasnya.
Saat ia sampai di lokasi, beberapa keping KTP elektronik masih tampak rapi dalam tumpukan. Beberapa lainnya, sudah berserakan akibat diambil oleh anak-anak untuk mainan. "Waktu itu saya saja sendiri sama anak-anak. Terus ya lapor pas tahu kalau itu KTP," urainya.
Baca: Upaya Kemendagri Antisipasi Penyalahgunaan KTP Elektronik
Ia tidak mengetahui persis siapa yang membawa KTP tersebut ke lokasi. Alasannya, aktivitas di lokasi, hampir tidak dapat diketahui, karena tidak banyak orang luar yang lalu lalang di daerah tersebut. Apalagi, menurutnya saat itu temuannya saat siang hari.
"Di lokasi, kalau lewat pukul 08.00 WIB saja, biasanya sudah sepi. Soalnya, sudah terik, paling sore lagi. Kalau siapa-siapanya yang bawa, ya saya tidak tahu. Itu pihak kepolisian lah," imbuhnya.
Menanggapi fenomena ini, Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Pol Agus Nugroho berkomitmen untuk melakukan penindakan tegas terhadap penemuan e-KTP di sejumlah tempat.
"Terkait dengan penanganan perkara ini, kami akan sinergi dengan Krimsus Polda Metro Jaya dengan Polres Jaktim. Kalau ada pengembangan lebih lanjut, akan kami awasi," kata Agus.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh dengan penawaran yang menjanjikan kemudahan dalam proses pembuatan e-KTP. "Mari kita ikuti aturan dan prosedur yang ada dan sudah digariskan dengan UU yang berlaku dan Kemendagri, khususnya Dukcapil beserta jajarannya," imbuh Agus.
Bantah Orang Dalam
Dugaan adanya kesengajaan untuk menaruh ribuan KTP Elektronik di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur, menguat. Direktur Jenderal Kependudukan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrullah menjelaskan, beberapa hal terkait dugaan tersebut. Pertama, letak pembuangan ribuan keping KTP Elektronik yang berada di pinggir jalan besar, dengan tempat rapi dan mudah dilihat oleh orang yang melewati.
"Dugaan kami, pelaku dengan sengaja menaruhnya di pinggir jalan dan bisa dilihat oleh orang-orang sekitar. Belum lagi, semuanya masih rapi baik bungkusnya, maupun penumpukan KTP elektronik di dalam," jelas dia di Mabes Polri Jakarta.
Kesengajaan, lanjut dia, juga tampak dari KTP elektronik yang disebutkan asli dari Dinas Dukcapil. Seluruh KTP elektronik tersebut dapat diverifikasi secara baik dalam sistem kependudukan.
Ia merinci hasil hitungan KTP yang dilakukan, KTP rusak sebanyak 63 keping, KTP yang dicetak pada 2014 sebanyak tiga keping, sementara KTP yang sudah habis masa berlakunya sebanyak 2.087 keping, sehingga total temuan sebanyak 2.153 keping. "Sebagian besar diproduksi pada tahap pertama, yakni 2011-2013. Sebagian lagi rusak," ucapnya.
Zudan menjelaskan, ribuan keping KTP tersebut harusnya sudah dimusnahkan dengan cara memotong kartu agar tidak dapat lagi dipergunakan. Hal itu merupakan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan.
"Kami di Dukcapil, mulai Mei 2017 lalu sudah melakukan pemusnahan dan pemotongan blanko yang rusak maupun sudah diganti dan kami terus lakukan itu secara bertahap," urainya.
Ia juga memastikan bahwa tercecernya KTP elektronik bukan dari pihaknya yang berkantor di kawasan Pasar Minggu Jakarta. Pasalnya, ketika sudah masuk ke Kantor Dukcapil, maka, akan dilakukan pemusnahan. "Saya pastikan bukan dari oknum pihak kami," tegasnya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo curiga ada keterlibatan orang dalam Kemendagri terkait tercecernya KTP elektronik (e-KTP) di Duren Sawit, Jakarta Timur, akhir pekan kemarin.
Menurut Tjahjo, pelaku kasus e-KTP sebelumnya di Lampung serta di Pramuka sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dan terkait adanya pembuangan e-KTP di area persawahan Duren Sawit, sekarang telah diselidiki polisi.
"Hari ini sudah resmi dilaporkan ke Bareskrim, sekarang sedang diselidiki yang buang di sawah, Duren Sawit, pasti orang dalam," ujar Tjahjo di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Namun, Tjahjo belum mengetahui pelakunya dan menyerahkan seluruhnya kepada pihak kepolisian yang sedang mengusut pembuangan e-KTP. "Motivasinya apa, politis kah? Ada motivasi kesengajaan kah?, Sekarang sedang diselidiki kepolisian. Kalau sampai ini terbukti oleh kepolisian (orang dalam Kemendagri), pecat," papar politisi PDI-P itu.
Menurut Tjahjo, e-KTP yang dibuang merupakan identitas yang tidak digunakan lagi dan seharuanya dipotong-potong terlebih dahulu sebelum dibuang. "Nah ini kok belum dipotong udah disebar, nyebar nya dekat rumah oknum, saya enggak berani mendahului lah biar kepolisian periksa dulu aja," ucap Tjahjo.
Untuk mempermudah pengusutan, kata Tjahjo, pada hari ini dua Direktur Jenderal (Dirjen) di lingkungan Kemendagri sudah ke Bareskrim untuk memberikan laporan. "Kami lapor ke pak Wakapolri juga, kemarin sudah lapor ke Kapolri juga agar ada atensi usut ini," kata Tjahjo. (Tribun Network/ryo/wly)