Kamis, 2 Oktober 2025

Pemilu 2019

Hidayat: Bagus Kalau Capres-Cawapres Komunikasikan 'Efek Ekor Jas' ke Parpol Pengusung

Efek ekor jas adalah pengaruh tingkat keterpilihan partai yang didapatkan partai politik dari Capres atau Cawapres yang diusung dalam Pemilu.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUN/ABRAHAM DAVID
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku 10 tahun tahan emosi akibat dicurigai terlibat kasus Bank Century, di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (11/11/2018). Tim investigasi pimpinan sekjen Hinca Pandjaitan terkait pemberitaan Asia Senintel memberikan kesimpulan bahwa hanya fitnah, media asing telah meminta maaf kepada SBY dan rakyat indonesia serta mencabut berita, sama hal nya dengan media yang mengutip berita itu. TRIBUNNEWS/ABRAHAMDAVID 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Efek ekor jas (coattai effect) dalam Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif yang berlangsung serentak menjadi permasalahan bagi sejumlah partai, terutama partai yang kadernya tidak menjadi Capres atau Cawapres.

Seperti yang diungkapkan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) yang menyebut bahwa hanya PDIP dan Gerindra lah yang diuntungkan dalam Pileg 2019 karena kadernya menjadi Capres yakni Jokowi (PDIP) dan Prabowo (Gerindra) .

Efek ekor jas adalah pengaruh tingkat keterpilihan partai yang didapatkan partai politik dari Capres atau Cawapres yang diusung dalam Pemilu.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa alangkah baiknya bila Capres atau Cawapres mengkomunikasikan masalah tersebut kepada Parpol pengusung.

"Bagus kalau punya capres-cawapres berkomunikasi dan mengkomunikasikan permasalahan ini dengan partai-partai pendukung, sehingga semuanya bisa berjalan kemudian di satu pihak bisa memenangkan capres-cawapresnya, tapi di pihak lain juga memenangkan masing-masing partai yang mendukung capres-cawapres," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (12/11/2018).

Baca: Menteri LHK: Perhutanan Sosial untuk Pemerataan Ekonomi dan Mengurangi Angka Kemiskinan

Bagi PKS sendiri tidak adanya kader menjadi Capres- Cawapres bukanlah masalah. Menurut Hidayat kesuksesan suatu Parpol di Pileg bukan hanya ditentukan oleh adanya kader yang menjadi Capres. Melainkan, bagaimana mesin partai bekerja dengan baik.

"Karena kami mengandalkan mesin partai, kader partai dan kinerja partai dan anggota DPR, dan kami berdiri di atas kaki partai sendiri dan kami mendukung capres-cawapres dan kami memenangkan capres-cawapres waktu itu misalnya dan memperjuangkannya. Tapi itu tidak terkait dengan perolehan daripada PKS," ujar Hidayat.

Hidayat yakin pernyataan SBY yang mempermasalahkan Coattail Effect tersebut tidak akan dan bermaksud untuk menggembosi dukungan Prabowo-Sandi. Hal tersebut menurut Hidayat telah ditegaskan oleh SBY sendiri dalam pidatonya.

"Pak SBY juga menegaskan beliau tidak menggembosi. Itu juga harus ditegaskan. Beliau mengatakan bahwa beliau tidak mengubah kebijakan partai, keputusan partai kan sudah bahkan ikut mendaftar ke KPU, Demokrat mendukung Prabowo-Sandi. Beliau tidak pernah mengatakan Demokrat berubah haluan, kan tidak. Jadi keduanya menurut saya biarlah tetap berjalan," pungkasnya.

Sebelumnya pada acara pembekalan Caleg Demokrat yang digelara di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2018), SBY mengatakan bahwa partai yang mengusung kadernya sebagai Capres atau Cawapres akan mendapatkan keuntungan di Pemilu Legislatif.

"Dari survei saat ini membuktikan bahwa partai politik yang punya Capres akan sangat diuntungkan,sebagai Contohnya PDIP dengan Pak Jokowi sebagai capres kader partai itu dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai Capres kader Gerindra," ujar SBY dalam pidatonya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved