WP KPK Peringati 500 Hari Teror Novel Baswedan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Wadah Pegawai (WP) KPK menggelar diskusi memperingati 500 hari penyerangan air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Peringatan digelar untuk mendorong pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyelesaikan kasus-kasus penyerangan terhadap para aktivis.

"Melalui peringatan 500 hari penyerangan terhadap Novel Baswedan, kami berharap Presiden memberikan perhatian penuh terhadap pengusutan kasus penyerangan kepada penggiat keadilan di Indonesia dan memastikan pengusutan kasus dilaksanakan dengan tepat dan tuntas," ucapnya kepada wartawan, Kamis (1/11/2018).

Selain itu, WP KPK juga mengaitkan kasus tersebut dengan tewasnya aktivis HAM, Munir Said Thalib pada 2004 lalu.

Menurut Yudi, ada upaya penyerangan terhadap penggiat keadilan di Indonesia.

"7 September 2004, Munir Said Thalib dibunuh dalam perjalanan menuju Amsterdam untuk melanjutkan pendidikan. Pejuang Hak Asasi Manusia yang mengawal para korban mendapatkan keadilan pasca reformasi berpulang. Kematiannya membawa berbagai prasangka bahwa Munir dihabisi karena ketidaksukaan oknum-oknum mengenai keadilan yang diperjuangkannya. 13 Tahun kemudian, pada tanggal 11 April 2017, penyerangan kembali terjadi kepada salah seorang yang berupaya menegakan keadilan, yaitu Novel Baswedan," ujar Yudi.

Sementara, turut hadir dalam diskusi tersebut yakni Novel Baswedan istri Munir, Suciwati dan Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid.