Pembakaran Bendera, Menag: Tahan Diri dan Tak Perlu Main Hakim Sendiri
Menag Lukman meminta semua pihak agar memberi waktu cukup kepada aparat penegak hukum untuk melihat persoalan ini secara hukum dan menyeluruh.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta semua pihak agar menahan diri dan tak mengambil langkah main hakim sendiri dalam meyikapi peristiwa pembakaran bendera di Garut beberapa waktu lalu.
Dalam keterangannya, Menag Lukman meminta semua pihak agar memberi waktu cukup kepada aparat penegak hukum untuk melihat persoalan ini secara hukum dan menyeluruh.
“Saya mengajak semua kita agar menahan diri, tidak perlu mengambil tindakan main hakim sendiri, melakukan tindakan sendiri yang justru akan menimbulkan persoalan-persoalan baru dan tidak menyelesaikan masalah,” ujar Menag, Jumat (26/10/2018).
Menag pun berharap agar berbagai pihak dapat mempercayalan semua proses terkait hal itu kepada aparat penegak hukum.
“Jadi mari kita sama-sama mempercayakan kepada aparat kepolisian untuk dalam waktu yang secepatnya bisa mengungkap akar masalahnya, duduk perkaranya, lalu kemudian bagi mereka yang melakukan pelanggaran hukum, diberikan sanksi,” lanjut Menag.
Secara pribadi, ia menyayangkan peristiwa pembakaran bendera, terlepas apapun latar belakang dan faktor penyebabnya, insiden itu mengganggu Peringatan Hari Santri Nasional yang mengusung tema "Bersama Santri, Damailah Negeri".
“Jadi ini sangat mengusik kedamaian kita, sangat mengusik citra santri yang sebenarnya dimana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun senantiasa menebarkan kedamaian,” ungkapnya.
Baca: Bamsoet: Putusan Bawaslu Soal Videotron Jadi Pembelajaran Semua Pihak
Ia juga mengatakan, bahwa atas nama apapun, sebaiknya harus dihindari secara demonstratif apapun di ruang terbuka
“Jadi kita mendapat pelajaran yang sangat berharga, dan saya sangat mengapresiasi mereka yang melakukan pembakaran itu telah menyampaikan permohonan maaf, sehingga mudah-mudahan persoalan ini bisa cepat selesai,” harapnya.
“Kita mendapatkan pelajaran berharga, mendapatkan hikmah, dan karenanya mari semua mampu menahan diri, tidak kemudian main hakim sendiri, apalagi melakukan upaya untuk memobilisasi massa," sambung dia.