Gempa di Sulteng
Cermin Kebersamaan Bila Posko Bersama Antarparpol dan Timses Bantu Korban Gempa dan Tsunami
Jika memungkinkan, jangan sampai mendirikan posko berdasarkan partai dan dukungan paslon pilpres 2019
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penanganan akibat gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan daerah lain terdampak harus menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa tanpa kecuali yaitu lintas daerah, lintas suku, lintas kepercayaan, lintas partai dan lintas perjuangan politik.
Karena itu, menurut Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, partai politik dan tim sukses Pemilu 2019 sejatinya membuat posko bersama, bukan sendiri-sendiri, untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan daerah lain terdampak.
"Jika memungkinkan, jangan sampai mendirikan posko berdasarkan partai dan dukungan paslon pilpres 2019," ujar Emrus kepada Tribunnews.com, Senin (1/10/2018).
Sebab, dia menjelaskan, peristiwa gempa dan tsunami, merupakan fenomena alam yang sama sekali tidak terkait dengan politik.
Sedangkan penanganan dampaknya, merupakan persoalan kemanusiaan.
Hal ini menurut dia, penting agar tidak ada kekuatan politik apapun terkait dengan Pemilu 2019 memanfaatkan sedikit pun ruang dan kesempatan untuk promosi dan kegiatan politik.
"Pada setiap posko bersama ini, semua kader lintas partai, lintas timses dan lintas dukungan paslon pilpres dari pusat hingga di tingkat ranting bahu membahu membantu menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan yang dihadapi oleh setiap warga yang sedang menderita," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, seluruh sumber daya yang dimiliki semua kader partai dan timses, tidak ada salahnya dikerahkan seperti kenderaan bermotor, mobil, helikopter dan pesawat pribadi.
Di satu sisi, imbuhnya, pelayanan melalui posko bersama ini sebagai perwujudan kebersamaan dan persatuan Indonesia.
"Di sisi lain, posko bersama sebagai bukti awal perwujudan kampanye damai yang sudah dideklarasikan dan ditandangani oleh para paslon pilpres dan masing-masing ketua umum partai," ujarnya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 7,4 dan tsunami terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah bertambah jadi 832 Orang. Informasi terbaru tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho Minggu (30/09/2018) siang.(*)