Jumat, 3 Oktober 2025

Tekanan Ekonomi Diprediksi Sampai 2019, Golkar Tetapkan Arah Politik Anggaran Baru

Selain itu, Airlanga mengajak DPR dan pemerintah untuk menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Airlangga Hartarto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Golkar DPR RI mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan anggaran untuk pengurangan utang dalam Pembahasan RAPBN 2019.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers di Ruang Fraksi Golkar, Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, (20/9/2018).

"Partai Golkar memutuskan dan menetapkan bahwa penggunaan optimalisasi anggaran dalam pembahasan RAPBN harus diprioritaskan penggunaannya untuk mengurangi utang dan cadangan fiskal (fiscal buffer) sebagai bantalan dalam mengantisipasi ketidakpastian perekonomian," ujar Airlangga.

Selain itu, Airlanga mengajak DPR dan pemerintah untuk menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas dalam proses pembahasan maupun pelaksanaan APBN. Partainya kata Airlangga telah menghimbau kepada seluruh kadernya di daerah untuk melakukan hal tersebut.

"Partai Golkar menegaskan kepada seluruh kader, baik di tingkat pusat maupun daerah, agar dalam proses pembahasan maupun pelaksanaan APBN dan APBD semakin transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan serta selalu berpihak pada kepentingan rakyat, sebagai bentuk komitmen Partai Golkar dalam mewujudkan Golkar Bersih," katanya.

Untuk diketahui, saat ini DPR dan Pemerintah sedang membahas RAPBN Tahun 2019 yang terdiri dari Pendapatan Negara sebesar Rp 2.142,5 Triliun dan Belanja Negara sebesar Rp 2.439,7 triliun, sehingga Defisit Anggaran sebesar Rp 297,2 Triliun atau sebesar 1,84%.

Dalam membiayai delisit anggaran tersebut, Pemerintah melakukan pembiayaan utang sebesar Rp 359,3 Triliun. Tambahan utang tersebut akan menjadikan total utang diperkirakan menjadi Rp 4.685 triliun pada tahun 2019.

Airlangga mengatakan arah baru kebijakan anggaran partai Golkar tersebut tidak terlepas dari kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini mengalami tekanan yang diakibatkan kondisi perekonomian global. Tekanan ekonomi tersebut tampak dari melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 14.900 rupiah per Dolar Amerika.

"Pelemahan ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global, khususnya kebijakan normalisasi bank sentral AS (The Fed) dengan menaikkan tingkat suku bunganya hingga mencapai 2%, perang dagang AS China, serta krisis ekonomi yang dialami oleh Turki dan Argentina. Kondisi ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2019," katanya.

Arah baru politik anggaran partai Golkar tersebut menurut Airlangga merupakan bentuk tanggung jawab dan peran partainya untuk ikut dalam penguatan ekonomi nasonal.

"Pada kesempatan ini, Partai Golkar mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu, bangkit dan menunjukan rasa patriotisme dan nasionalisme dengan mengambil bagian untuk mengatasi krisis yang sedang kita hadapi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved