Pengamat: Usung AHY Capres 2024, Demokrat Harus Evaluasi Terkait Hengkangnya Kader-kader Terbaiknya
Mundurnya banyak kader terbaik itu, menurut Hendri Satrio, juga akan berdampak pada tergerusnya suara Partai Demokrat di Pileg 2019
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai Partai Demokrat harus segera melakukan evaluasi terkait banyaknya kader terbaiknya mundur dari partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Demokrat tampaknya harus segara berbenah diri dan melakukan evaluasi-evaluasi terkait ingin hengkang atau hengkangnya beberapa kader terbaiknya ke kubu Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin," ujar pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Rabu (19/9/2018).
Baca: Demokrat Sayangkan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Nyatakan Dukungan ke Jokowi di Istana
Diketahui, mantan Gubernur NTB Tuanku Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Sitti Rohmi Djalilah, mengundurkan diri dari partai.
Mundurnya banyak kader terbaik itu, menurut Hendri Satrio, juga akan berdampak pada tergerusnya suara Partai Demokrat di Pileg 2019.
Kenapa perlu dilakukan evaluasi?
Hendri menyakini Demokrat tengah memandang Pilpres 2024 untuk mencalonkan putera sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi Calon Presiden (Capres).
Namun menurut dia, mimpi meraih bertarung di Pilpres 2019 akan buyar, bila Partai Demokrat tidak segera mencegah kepindahan dan keluarnya kader-kader terbaiknya.
"Kepindahan-kepindahan ini harus segera dicegah. Bahkan Demokrat harus mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk menapak atau menyambut 2024," jelasnya.
Bila hal itu tidak segera dilaksanakan, menurut dia, bukan tidak mungkin Demokrat akan kesulitan untuk meraih suara terbaik di Pileg 2019 ini.
Karena bila tidak mencapai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen untuk pemilu 2019, mimpi mengulang sukses 2009 pada 2024 akan terkubur.
Memang benar, kata dia, perpindahan kader itu merupakan bagian dari dinamika politik.
Tapi, dia mengingatkan, hal itu tidak boleh dianggap biasa oleh partai sekelas Demokrat yang pernah berkuasa dua periode di Indonesia.
"Karena itu harus segera berembuk dan melakukan evaluasi agar menemukan solusi terbaik supaya mereka bisa menyambut dan menapaki 2024 dengan kekuatan penuh," pesannya.
Demokrat Bersyukur