Minggu, 5 Oktober 2025

Sekolah Anti Korupsi ICW Sindir Fasilitas Mewah Narapidana Koruptor

Sekolah Anti Korupsi Indonesia Corruption Watch (Sakti ICW) menggelar aksi teatrikal di pelataran Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta S

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah Anti Korupsi Indonesia Corruption Watch (Sakti ICW) menggelar aksi teatrikal di pelataran Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018). 

Koordinator aksi, Usep, menjelaskan, aksi teatrikal dilakukan untuk mengkritik atas ditemukannya fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin oleh KPK pada bulan Juli lalu. 

Baca: Jokowi Singgung Blok Mahakam Hingga Mayoritas Saham Freeport Telah Dikuasai Indonesia

"Pada dasarnya seseorang yang mendekam di lapas merupakan konsekuensi atas perbuatan pidana yang telah dilakukannya, sehingga Lapas sendiri dimaksudkan agar hukuman tersebut dapat berjalan, sehingga akan menghasilkan efek jera yang maksimal," ujar Usep. 

Aksi diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh puluhan peserta aski. 

Terdapat setidaknya sepuluh peserta yang berperan sebagai tersangka koruptor berinisial SN, TW, FA, Ketua KPK Agus Rahardjo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan masyarakat serta mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husein.

Aksi teatrikal dimulai dengan adegan Ketua KPK Agus Rahardjo yang menyeret SN, TW, FA ke Lapas Sukamiskin

Setelah mendekam di Lapas Sukamiskin, justru ketiga tersangka tersebut makin 'berkuasa', terlihat SN dapat mengoperasikan laptop dari dalam lapas. 

Baca: Roknya Tak Terbuka Saat Tertiup Angin, Ini Trik Rahasia Meghan dan Kate di Balik Gaun Mereka

Sementara TW dan FA terus menyogok Kalapas Sukamiskin dan Menkumham guna memuluskan aksinya. 

Keduanya pun terlihat acuh dan menikmati uang sogokan dari TW dan FA tersebut.

Keduanya baru tersadar ketika KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Lapas Sukamiskin

Usai OTT keduanya tampak saling lempar kesalahan atas kasus suap fasilitas di Lapas Sukamiskin

"Selama koruptor masih bisa hidup bermewah-mewahan di lapas atau penjara, maka sampai kapanpun negara ini akan sulit merdeka dari korupsi. Merdeka dan korupsi hanya menjadi ilusi semata," ujar Usep

Aksi teatrikal diakhiri dengan pembacaan puisi dan menyayikan lagu "Ibu Pertiwi" oleh peserta aksi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved