Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2019

Kenapa Demokrat Tetap Dukung Prabowo? Berikut Analisa Pengamat

Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menjelaskan alasan Partai Demokrat tetap mendukung pasangan capres cawapres Prabowo-Sandiaga

Penulis: Chaerul Umam
capture video
Resmi, Partai Demokrat Dukung Prabowo-Sandiaga 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menjelaskan alasan Partai Demokrat tetap mendukung pasangan capres cawapres Prabowo-Sandiaga Uno.

Adi mengatakan jika koalisi itu disebut sebagai koalisi 'mentok' karena tak ada pilihan lain bagi Demokrat setelah koalisi Jokowi menutup rapat pintu koalisi bagi Demokrat.

Baca: Pastikan Kesehatan Hewan Kurban, Petugas Sambangi Lapak Pedagang

Terlebih lagi jika Demokrat memilih untuk abstain pada kontestasi Pilpres 2019, akan berdampak pada sanksi yang membuatnya absen di Pemilu 2024 sesuai peraturan KPU.

"Pertama, itu bentuk koalisi mentok karena tak ada opsi lain setelah kubu Jokowi menggembok rapat-rapat pintu koalisi ke Demokrat," ujar Adi saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (10/8/2018).

"Jika Demokrat memilih non blok maka akan kena sanksi tak boleh ikut pemilu berikutnya (2024). Sebab itu, suka tak suka Demokrat dipaksa keadaan mendukung Prabowo," tambahnya.

Adi juga menilai jika dukungan Demokrat terhadap Prabowo-Sandi mengharuskan adanya arus balik.

Ia menjelaskan jika SBY dan Demokrat harus lebih membumi, tak bisa terus-terusan merasa besar. Oleh karena itu, menurut Adi, Demokrat yang membutuhkan partai lain.

"Koalisi mentok ini mesti jadi feedback bagi SBY dan Demokrat bahwa mereka harus lebih membumi karena aktor dan dan kekuatan mesin politik sudah berubah drastis. Tak bisa terus-yerusan SBY dan Demokrat merasa besar dan dibutuhkan partai lain. Logika harus dibalik, Demokratlah yang harus agresif mencari partner koalisi," pungkas Adi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved