Senin, 29 September 2025

14 Purnawirawan TNI Siap Menangkan PDIP dan Jokowi

Dengan bergabungnya para purnawirawan TNI dan Polri, lanjutnya konfigurasi caleg PDI Perjuangan semakin menunjukkan rumah kebangsaan

ISTIMEWA
Sekjen PDIP Hasto Ksirtiyanto (tengah) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Lima belas Purnawirawan TNI yang bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari PDI Perjuangan menyatakan siap memenangkan PDI Perjuangan dan Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Mereka memastikan Presiden Jokowi melanjutkan pembangunan di periode selanjutnya.

Kesiapan 15 purnawirawan TNI itu disampaikan saat acara Pembekalan Bacaleg Purnawirawan TNI di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Mereka yang hadir yakni Marsda (Purn) Yan Manggesa, Laksda (Purn) Yuhastihar, Mayjen (Purn) Ch. H. Sidabutar, Mayjen (Purn) Bambang Haryanto, Marsda (Purn) Benedictus Widjanarko, Marsma (Purn) Johanes Urip Utomo.

Marsda (Purn) Warsono, Kolonel (Purn) Hargo Yuwono, Mayjen (Purn) Sakkan Tampubolon, Kolonel (Purn) Agus Zulkarnain, Brigjen (Purn) Syukran Hambali, Mayjen (Purn) Sturman Pandjaitan, Kolonel (Purn) Sanius Abastari dan Kolonel (Purn) S. Marzuki.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengapresiasi kesiapan para purnawirawan TNI.Para purnawirawan yang tidak diragukan lagi komitmennya terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebhinnekaan Indonesia.

Dengan bergabungnya para purnawirawan TNI dan Polri, lanjutnya konfigurasi caleg PDI Perjuangan semakin menunjukkan jati dirinya sebagai rumah kebangsaan Indonesia Raya.

“Lebih dari itu, kita sangat mengapresiasi kesiapan para purnawirawan TNI. Beliau2 adalah para patriot bangsa, yang nasionalismenya tidak perlu diragukan dan senafas dengan PDI Perjuangan,” kata Hasto.

Dalalam kesempatan itu, Hasto partainya adalah partai ideologis Pancasila. "Kami meneladani ide, gagasan, cita-cita, dan perjuangan Bung Karno. Beliaulah yang mencanangkan pembebtukan Badan Keamanan Rakyat pada tanggal 23 Agustus 1945 sebagai cikal bakal ABRI yang kemudian menjadi TNI yang kita peringati setiap tanggal 5 Oktober," ungkap Hasto.

"TNI adalah kekuatan pertahanan, dan penjaga kedaulatan NKRI yang terus kita perkuat agar semakin disegani. Di tahun 60 an, angkatan bersenjata kita terkuat di negara-negara belahan bumi selatan dibawah garus katulistiwa,” lanjutnya.

Pembebtukan angkatan bersenjata, lanjutnya tak lepas dari dialektika pemikiran Bung Karno dalam pidato Indonesia Menggugat pada 1930. Bahwa, Indonesia akan merdeka ketika Pasifik membara karena Perang Dunia.

“Maka Bung Karno memilih bekerjasama dengan Jepang, dan kemudian membentuk PETA (Pembela Tanah Air) sebagai cikal bakal ABRI, yang merupakan integrasi dari seluruh kekuatan bersenjata Indonesia, mengingat revolusi fisik saat itu menghadirkan banyak laskar rakyat sbg pembentuk jatidiri TNI yang berasal dari rakyat”, ujar Hasto.

Hasto menegaskan, PDI Perjuangan selalu konsisten untuk mendorong netralitas TNI. “Namanya TNI dan Polri aktif tidak boleh berpolitik dalam negara,” tegas Hasto kepada para purnawirawan yang kini mulai berpolitik.

Soal netralitas ini, kata Hasto, juga didukung oleh pandangan PDI Perjuangan bahwa TNI adalah alat negara. Itu juga yang membuat Presiden ke-5 RI dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak pernah memandang latar belakang identitas ketika memilih pejabat TNI.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan