Moeldoko: Pemerintah Siapkan Badan Strategi Pembinaan Bakat
Pemerintah memanifestasikan optimisme proklamator itu dengan pembinaan nyata terhadap pemuda dan talentanya.
"Pemerintah juga berupaya anak miskin dan nilai akademik rendah tetap dapat mengakses pendidikan berkualitas di sekolah negeri melalui sistem zonasi," kata Retno ketika dihubungi wartawan.
Pada tingkatan yang lebih lanjut, untuk generasi muda, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berkomitmen mewadahi dan memfasilitasi berbagai kegiatan kepemudaan.
"Agar pada pemuda Indonesia dapat berkarya dan berprestasi," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenora, Asrorun Niam Sholeh.
Dalam menghadapi globalisasi yang semakin kompleks, kapasitas, intelektual, serta moralitas harus terus ditingkatkan melalui pendidikan yang berkesinambungan.
Sementara aspek kognitif dapat dilatih melalui aktivitas sosial kemasyarakatan, sehingga pemuda bisa memahami realita kehidupan masyarakat.
"Ucapan Bung Karno itu harus menjadi inspirasi para pemuda sekarang, bahwa perubahan ada di tangan mereka. Ini menjadi cambuk agar pemuda harus eksis di taraf global," katanya.
Ia mengatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi dan dijawab oleh generasi muda, salah satunya globalisasi, dan kemajuan teknologi informasi.
Tentunya, segala tantangan tersebug harus dihadapi dengan cara yang cerdas, tanpa meninggalkan nilai-nilai ke-Indonesia-an.
"Bahkan, pemuda Indonesia harus berani menunjukkan identitas dan nilai luhur yang dibalut dengan agama, norma, etika, yang belum tentu sama atau diterima dengan globalisasi itu sendiri," katanya.
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR, Sutan Adil Hendra, masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ia juga menekankan, perlunya pemerintah membangun pemuda secara komprehensif .
"Daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar," kata Sutan, di Jakarta.
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan negara Indonesia.
"Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia," katanya.