Pilpres 2019
Makna Simbolik Batik Sidomukti dan Parang Rante di Pertemuan SBY dan Prabowo
"Ini untuk menandakan keseriusan kita. Tetapi juga ada nilai kearifan lokal di situ dan merakyat. Itu pesan yang ingin kami sampaikan," katanya.
Laporan Reporter Tribunnews, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakaian batik begitu mencolok di pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Pakaian nasional itu, juga dikenakan oleh seluruh pengurus kedua partai yang hadir di Kediaman SBY, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Sekjen Demokrat, Hinca Panjaitan mengatakan Batik menjadi dresscode dalam pertemuan tersebut. Jelas dia, pakaian batik dengan lengan panjang menjadi ciri khas kearifan lokal dan merakyat.
"Ini untuk menandakan keseriusan kita. Tetapi juga ada nilai kearifan lokal di situ dan merakyat. Itu pesan yang ingin kami sampaikan," katanya.

Seorang pengrajin batik asal Pekalongan, Andi Putra menjelaskan, batik yang dikenakan SBY adalah batik sidomukti. Lambang sayap Kupu-kupu atau yang tampak seperti huruf W begitu terlihat dari depan.
Baca: Telkomsel Ujicoba Teknologi 5G di Asian Games 2018
Sedang batik yang dikenakan Prabowo adalah batik parang rante.
"Pak SBY pakai Sidomukti. Kalau Pak Prabowo pakai parang rante. Lihat motifnya sudah ketahuan kok," jelasnya saat dihubungi Tribun.
Kedua Batik memiliki makna yang berbeda. Sidomukti yang dikenakan oleh SBY, memiliki makna adanya harapan atau keinginan untuk menjadi sejahtera. Batik tersebut biasa dikenakan saat upacara perkawinan.
Sedang Batik Parang Rante yang dikenakan oleh Prabowo, memiliki makna tidak terputus.
"Di luar obrolan politik, keduanya memiliki makna yang bagus memakai dua batik itu," ucap Andi.