Peserta Pemilu Diminta Tak Gunakan Isu Agama
Naif jika agama yang memiliki nilai-nilai universal, nilai-nilai ilahiyah berjalan untuk kepentingan politik
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Nurruzaman mengimbau partai politik dan calon presiden-wakil presiden tidak menjadikan agama sebagai isu politik.
Di pesta demokrasi rakyat ada upaya menarik isu agama menjadi kepentingan politik dan kekuasaan.
Menurut dia, kekuasaan tidak hanya bisa dicapai dengan isu agama.
Dia menilai, isu agama tidak akan efektif digunakan meraih suara dalam kontestasi pilpres mendatang.
"Mulai dari Pilkada, ada upaya menarik isu agama menjadi kepentingan politik dan kekuasaan,” ujar Nurruzaman, Selasa (17/7/2018).
Komandan Densus 99 Banser-Ansor itu mengatakan akan melakukan kampanye penolakan terhadap kelompok-kelompak yang menggunakan isu agama untuk kepentingan politik.
Dia menegaskan, posisi Densus 99 Banser-Ansor tidak bermain politik praktis. Pihaknya akan menjaga iklim pemilu tetap kondusif, jauh dari isu agama.
Baca: JK: Isu Agama Sulit Dihindari dalam Pemilu
"Bagi kami siapa pun yang terpilih tidak masalah. Namun, yang terpenting negara ini bisa terjaga dari konflik politik dan konflik agama,” kata Nurruzaman
Dia memandang, naif jika agama yang memiliki nilai-nilai universal, nilai-nilai ilahiyah berjalan untuk kepentingan politik.
Dia menyinggung dakwah berbau politik agar tidak lagi digunakan di masjid-masjid.
Dia menambahkan, politik dalam Islam mengatur nilai-nilai dengan cara yang baik dan menghargai yang baik. Hal itulah menurut Nuruzzaman nilai yang seharusnya digelorakan.
Di kesempatan itu, dia membagi kiat-kiat menghindari politisasi agama menjelang Pilpres. Menurut dia, harus ada kesadaran politisi, tokoh umat agar tidak terpancing berkampanye politik di tempat-tempat ibadah. Tidak hanya masjid, tetapi gereja, serta tempat ibadah lainnya.