Konflik Sahara Barat
Teguh Santosa: Kunjungan Kohler Gestur Positif Ciptakan Perdamaian di Sahara Barat
Kunjungan Utusan Pribadi Sekjen PBB Horst Kohler ke wilayah Sahara di selatan Maroko dipandang tepat dan merupakan gestur positif dalam konteks
Akhir Perang Dingin tidak menyurutkan keinginan Polisario menggalang kampanye separatisme. Dukungan Aljazair kepada kelompok itu pun tak kunjung berakhir. Belakangan, menurut sejumlah laporan, kawasan yang dikuasai Polisario menjadi salah satu titik penting jaringan perdagangan senjata dan obat-obatan terlarang, juga menjadi salah satu mata rantai penting jaringan terorisme di kawasan Sahel.
Teguh juga pernah mewawancarai mantan kepala polisi Polisario, Mostafa Salma, yang di tahun 2010 sempat ditahan oleh teman-temannya karena mengajak petinggi-petinggi Polisario yang lain berdamai dengan Maroko.
"Ajarak Mostafa itu disampaikan setelah ia kembali dari kunjungan ke kampung halamannya di Smara, Maroko. Dia menyaksikan kampung halamannya mengalami kemajuan. Tetapi ajakannya untuk berdamai dengan Maroko dianggap sebagai pengkhianatan, dan dia sempat mengalami penyiksaan," ujar Teguh lagi.
Teguh menambahkan, rezim Polisario yang didukung Aljazair mengharamkan semua bentuk dialog dan pertukaran pikiran yang sehat di tengah warga pengungsi kamp mengenai jalan keluar menuju masa depan yang lebih baik bagi pengungsi. Polisario, tambahnya, cenderung menutup pintu kamp Tindouf dari pihak-pihak yang dianggap bisa mengurangi pengaruh Polisario di tempat itu.
Teguh sendiri mengakui dirinya belum pernah mengunjungi Tindouf. Semua kisah mengenai kehidupan pengungsi yang sulit di kamp itu didapatkannya dari mantan petinggi Polisario dan pengungsi yang melarikan diri, juga dari laporan lembaga-lembaga kemanusiaan yang pernah mengirimkan bantuan kemanusiaan kesana. [*]