Pilpres 2019
Pengamat: Duet Gatot-AHY Punya Daya Kejut dan Susah Untuk Diprediksi
"Gatot-AHY ini punya daya kejut dan susah untuk diprediksi karena dua-duanya tidak pernah maju dalam gelanggang Pilpres,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai pasangan Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa menjadi pasangan potensial dalam Pilpres 2019.
Apalagi jika pasangan tersebut diusung Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta satu parpol lainnya.
Baca: Pengamat LIPI: Siapa Tahu Pasangan Gatot -AHY Pilihannya Ketika Ada Pesimesme Kepada Prabowo
"Gatot-AHY ini bisa bersaing. Kenapa bisa bersaing," ujar Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini kepada Tribunnews.com, Selasa (8/5/2018).
Pasangan ini memiliki kekuatan masing-masing, yakni Gatot sebagai representasi umat Islam dan AHY mewakili generasi muda.
"Gatot-AHY ini punya daya kejut dan susah untuk diprediksi karena dua-duanya tidak pernah maju dalam gelanggang Pilpres," jelasnya.
Baca: PBB Dorong Gatot Nurmantyo Jadi Calon Presiden, Yusril: Semua Dalam Tahap Penjajakan
Hanya saja, dia memberikan catatan, perlu kerja keras bila Gatot-AHY maju bersaing melawan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
"Apakah punya kans untuk menang? Kalau saat ini masih perlu kerja keras untuk mengalahkan Jokowi.Tapi peluangnya ada," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan Partai Demokrat mulai mendorong pasangan Gatot-AHY menjadi Calon Presiden dan Wakil Presiden poros ketiga di Pilpres 2019.
Baca: Peneliti SMRC: Jokowi Akan Dulang Keuntungan Jika Gatot-AHY Diusung Poros Ketiga Di Pilpres 2019
Untuk itu pula, Partai Demokrat menurut Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, akan melakukan komunikasi politik dengan sejumlah partai politik.
Partai politik yang masuk dalam radar koalisi yang akan dibentuk Partai Demokrat diantaranya Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Bulam Bintang dan Partai keadilan Sejahtera.
"Kita sekarang komunikasi dengan semua partai termasuk partai baru yang sudah diputuskan ikut dalam pemilu 2019. Termasuk PBB akan kita ajak bicara," ujar Ferdinand kepada Tribunnews.com, Senin (7/5/2018).
Menurutnya, pasangan Gatot Nurmantyo dengan AHY bisa menjadi pilihan dan menjadi jalan keluar untuk didorong untuk poros ketiga.
Karena dia menilai poros ketiga menjadi kebutuhan bangsa di tengah stigma publik hanya dipecah kepada kubu Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Paling tidak itu terlihat ketika perang hastag dan perang harapan ini menjadi polemik nasional yang justru menutupi banyak masalah bangsa sesungguhnya.
Jika presiden dan jajarannya sibuk ngurusin hastag, lantas siapa yang urus dan peduli bangsa ini? Jika oposisi hanya sibuk mengejar merebut kekuasaan, lantas siapa yang akan memberi solusi bagi rakyat ini?” katanya.