Menhub Sebut Bukan Hanya Penumpang, Sopir Taksi Online Pun Berpotensi Jadi Korban Perampokan
"Kalau perlu pakai stiker dan kaca terang sehingga orang akan berpikir dua kali kalau mau melakukan kejahatan,”
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengingatkan pengemudi taksi online tidak hanya berpotensi menjadi pelaku kejahatan tetapi juga menjadi korban.
Hal itu disampaikan menjawab pertanyaan wartawan mengenai kasus perampokan dan percobaan perkosaan di kawasan Duri Selatan, Kosambi, Jakarta Barat.
Baca: Menhub Minta Pemerintah Konsisten Soal Cuti Lebaran
"Yang jadi korban bukan hanya penumpang, tapi drivernya juga berpotensi," kata Budi Karya ketika ditemui di Kantor Kemenko PMK, Senin (30/4/2018).
Untuk itu, menurutnya identitas taksi online menjadi penting.
"Kalau perlu pakai stiker dan kaca terang sehingga orang akan berpikir dua kali kalau mau melakukan kejahatan,” katanya.
Baca: Ahmad Dhani Akui Gaya Berpakaiannya Terinspirasi Dari Tokoh Pergerakan Tahun 1920
Budi Karya mengatakan semua peraturan yang mengamankan pengemudi dan penumpang taksi online sudah ada di dalam Permenhub 108 Tahun 2017.
Ia meminta pihak perusahaan taksi online juga melakukan pengawasan kepada mitranya supaya menjalankan Permenhub tersebut.
"Nanti akan kita tindak lanjuti berdasarkan Permenhub 108/2017 itu, dari situ baru nanti kita tahu bahwa sebernarnya Permenhub ini memperhatikan keselamatan penumpang maupun pengemudi,”katanya.
Baca: Ahmad Dhani Sengaja Ajak Al dan Dul Hadiri Persidangannya Untuk Berikan Pendidikan Hukum
"Untuk pemanggilan pihak perusahaan nanti akan kita diskusikan lebih lanjut,” lanjutnya.
Sebelumnya, Senin (23/4/2018) terjadi perampokan dan percobaan pemerkosaan terhadap seorang perempuan berinisial S dilakukan oleh pengemudi taksi online atas nama Fedi atau Alung.
Saat korban dibawa di dalam mobil untuk menuju kawasan Tanah Abang tiba-tiba dua orang bernama Apriyadi dan Suherman yang bersembunyi di jok belakang melakukan penyekapan terhadap korban kemudian merampok sejumlah harta yang dibawa korban.
Pengejaran terhadap pelaku berakhir pada Rabu (25/4/2018) saat Alung ditembak mati oleh pihak kepolisian di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat karena berusaha menabrak personil kepolisian saat hendak ditangkap.