Pilpres 2019
Ber-TGB: Penjaga Bhinneka Tunggal Ika, Dukung TGB Pimpin Indonesia 2019-2024
Tokoh yang biasa disapa TGB ini justru dikenal sebagai tokoh yang mampu memimpin masyarakat yang beragam baik dari sisi sosial, golongan maupun agama.
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Meski dikenal luas sebagai seorang ulama, penghafal atau hafidz Qur'an 30 juz, namun Tuan Guru Bajang Dr. H. Zainul Majdi tak lantas identik semata sebagai pemimpin umat Islam.
Tokoh yang biasa disapa TGB ini justru dikenal sebagai tokoh yang mampu memimpin masyarakat yang beragam baik dari sisi sosial, golongan maupun agama.
Dalam beberapa kesempatan, TGB bahkan mampu merangkul tokoh-tokoh lintas agama dan terus mempromosikan wajah Islam yang ramah dan toleran.
Hal inilah yang membuat para pemuda lintas agama yang tergabung Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) Kupang, tergerak untuk mengusung TGB untuk memimpin Indonesia di tahun 2019-2024 mendatang.
"Kami tidak ragu, beliau adalah seorang ulama yang umaro, penjaga Bhinneka Tunggal Ika, Bapak TGB harus maju memimpin bangsa ini, mempererat tali persatuan NKRI," kata koordinator FPLA Kupang Tara Lopo, saat mendeklarasikan dukungan mereka terhadap TGB di Kota Kupang, Sabtu (21/4/2018).
Tara mengatakan, sebagai seorang ulama, dalam berbagai kesempatan TGB selalu menekankan pentingnya keislaman dan keindonesiaan selalu berjalan seiring.
"Beliau pernah mengatakan, salah satu akad yang terbesar dalam kehidupan sebagai warga negara, sebagai manusia nusantara adalah akad yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegas Tara.
Hal ini menegaskan bahwa TGB adalah tokoh yang tidak hanya sekadar siap, tetapi memang sejak awal sudah menempatkan dirinya di atas semua golongan.
"Terus terang meski beliau seorang ulama, seorang penghafal Qur'an 30 juz, namun sosok beliau sangat diterima oleh segala kalangan tanpa memberdakan suku, agama dan golongan," kata Tara.
Ketika banyak negara di dunia dilanda perpecahan, kehadiran TGB sebagai seorang pemimpin merupakan sebuah harapan baru bahwa bangsa Indonesia ke depan justru akan semakin kuat bersatu dan tak tergoyahkan.
"Beliau adalah sosok yang dibutuhkan bangsa ini ke depan dalam menghadapi berbagai tantangan berat termasuk menghindarkan bangsa ini dari perpecahan," ujar Tara.
"Bapak TGB adalah tokoh Islam yang moderat dan pluralis. Beliau sosok ulama yang mampu merangkul semua kalangan. Beliau juga memiliki pandangan dan pikiran yang maju dalam berdemokrasi," tambah Tara.
Dalam hal penistaan agama, kata Tara, TGB juga punya sikap tegas untuk menolak segala bentuk penistaan agama.
"Beliau tegaskan itu, menentang segala macam penistaan agama. Terhadap agama apapun, kitab suci agama apapun dan simbol-simbol agama apapun. Sikap itu kami yakini semakin membuat beliau bisa diterima semua kalangan," kata Tara.
Hal itu, kata Tara, tak hanya diucapkan, tetapi juga dilaksanakan oleh TGB. Contohnya, selama memimpin Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), TGB secara terbuka menyatakan penghargaannya terhadap umat Hindu di NTB yang telah banyak berkontribusi dalam membangun NTB.
"Bapak TGB memberikan penghargaannya kepada umat Hindu yang dinilai banyak menyumbangkan keahliannya dalam membangun pariwisata di NTB.
Tak heran jika Parisada Hindu Dharma di NTB sangat menghargai sikap TGB yang juga ikut memberikan perhatian dan dukungannya saat umat Hindu merayakan perayaan Nyepi secara besar-besaran tahun lalu.
"Seorang pemimpin yang mampu menghargai umat agama lain, apalagi umat minoritas, jelas harus didorong untuk diterapkan di level nasional," kata Tara.
Terkait masalah terorisme, kata Tara, TGB juga menegaskan penolakannya. Terorisme, bagi TGB malah mencoreng nama Islam di mata publik. Prestasi TGB dalam menjaga kerukunan terbukti nyata dengan dikeluarkannya NTB dari kriteria zona konflik oleh Kepolisian RI.
TGB mampu menurunkan secara drastis jumlah konflik di NTB dari 172 kejadian di 2016 hanya menjadi 26 kejadian di 2017.
Keberhasilan ini tak lepas dari kerjasama TGB dan Polda NTB untuk melakukan langkah antisipasi konflik dengan melakukan pendekatan pencegahan, pendekatan kemanusiaan, pendekatan kesejahteraan dan pendekatan hukum. Hal ini, kata Tara, harus diterapkan di level nasional agar Indonesia juga aman dari konflik, khususnya yang berbau SARA.
"Karena itu, kami berharap agar Bapak TGB juga tidak ragu untuk tampil memimpin bangsa ini melalui ajang Pilpres 2019 nanti," katanya.
"Kami para pemuda dari lintas agama, khususnya di Kupang, akan bekerja keras agar beliau mampu naik ke tampuk kepemimpinan nasional," tegas Tara. FPLA Kupang sendiri, kata dia, merupakan satu elemen dari jaringan relawan pendukung TGB yang dinamakan Relawan Bersama Tuan Guru Bajang atau "Relawan Ber-TGB".
Berbagai elemen dari "Relawan ber-TGB" ini sendiri, sudah mendeklarasikan dukungan terhadap TGB untuk maju di Pilpres 2019 di 30-an kota di seluruh Indonesia. Deklarasi sudah dilakukan mulai dari Banda Aceh, Banten, Yogyakarta, Balikpapan, Kupang, hingga nantinya akan menjangkau seluruh kota di seluruh kepulauan di Indonesia.
"Kami masih punya rencana untuk melaksanakan deklarasi di berbagai kota lain, mungkin hingga 45-an kota di seluruh Indonesia," kata Tara.
Selain melakukan deklarasi, "Relawan Ber-TGB" juga bergerilya mencetak spanduk-spanduk dukungan, stiker, hingga berpromosi di media sosial lewat #2019TGB.
"Kami yakin, masyarakat akan semakin mengenal luas beliau dan semakin menerima sosok beliau sebagai ulama, pemimpin, pemersatu bangsa. Bapak TGB, jangan ragu, kami akan mendukung Bapak untuk memimpin bangsa ini," pungkas Tara.