Jumat, 3 Oktober 2025

Mantan Juara Dunia Bulutangkis Tunggal Putri China Ini Pilih Jadi Warga Klaten

Sosok perempuan asal China ini pernah menjadi sorotan dunia pada tahun 1990-an. Kiprahnya di dunia bulu tangkis melesat

Editor: Sugiyarto
DOK.PRI
Huang Hua bersama suaminya Tjandra Budi Darmawan 

Tim pelatih saat itu memilih Huang Hua masuk karena fisik dan kemampuannya yang bagus.

Empat tahun bergabung di tim provinsi, Huang Hua akhirnya bertemu dengan Chen Yu Niang, pelatih yang ditunjuk pemerintah China saat itu.

Di tangan Chen, Huang Hua menjadi pemain yang matang hingga menjadikannya pemain bulutangkis top dunia di era 1990-an.

Menurut dia, sebelum berkiprah menjadi pelatih, Chen yang masih bersaudara dengan suaminya Tjandra, pernah tinggal di Indonesia. Chen pindah ke Hongkong kemudian diminta wakil perdana menteri saat itu untuk melatih tim bulutangkis putri China.

Awalnya Chen menolak. Namun Chen kemudian memberikan syarat, ia mau melatih asal ia memilih sendiri pemain-pemainnya. Persyaratan itu diterima pemerintah China. Chen mulai melatih tim bulu tangkis putri China akhir tahun 1984.

Chen memilih Huang Hua untuk dilatih karena menilai dia masih lugu. Tak hanya itu, Chen lebih memilih pemain yang belum juara agar mudah dibentuk pola permainannya. Ia khawatir kalau mengambil pemain yang sudah jadi susah mengubah pola permainannya.

Saat itu ia ingin mengubah karakter dan pola permainan seperti yang diinginkan. "Makanya dia memilih saya karena lugu sehingga masih bisa ditanam apa saja," jelas Huang Hua.

Setelah berumur 20 tahun, karier Huang Hua mulai menonjol. Tahun 1991, Huang Hua menyabet gelar pemain nomor satu dunia. Saat itu pula berbagai gelar kejuaraan dunia disabetnya.

 Dilamar Pria Klaten

Saat kariernya menanjak, Huang Hua terserang penyakit infeksi pankreas. Selama 40 hari, ia dirawat di rumah sakit.

Saat menjalani perawatan di rumah sakit, Huang Hua dilamar Tjandra, pria asal Klaten, Jawa Tengah.

Huang Hua menerima pinangan Tjandra dan akhirnya menikah tahun 1993. Tak lama kemudian mereka menikah dan memutuskan tinggal di Indonesia.

Meski memiliki modal sebagai pemain nomor satu dunia, Huang Hua tak mengikuti jejak Susi Susanti yang berbisnis peranti bulutangkis. Pasalnya, namanya tidak sebesar Susi Susanti di Indonesia.

"Nama saya kurang besar untuk membuat itu. Saya sekarang malah pintar buat bakpao. Siapa tahu bakpao saya laku," ujarnya.

Tjandra mengenal Huang saat Huang mengikuti turnamen Indonesia Open di Malang tahun 1991. Setelah selesai bermain, Huang Hua diajak Chen, pelatihnya yang berkerabat dengan Tjandra, ke Klaten.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved