Selasa, 30 September 2025

Puisi 'Di Kolong Meja' Setya Novanto

Di akhir pembacaan nota pembelaan atau pledoinya, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Setya Novanto meminta izin pada majelis hakim untuk membacakan puisi

Editor: Nurmulia Rekso Purnomo

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - ‎Di akhir pembacaan nota pembelaan atau pledoinya, Jumat (13/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Setya Novanto meminta izin pada majelis hakim untuk membacakan puisi.

"Saya mau baca puisi, mohon diizinkan saya baca puisi yang mulia. Satu menit saja, puisi untuk Pak SN (Setya Novanto) dari Linda Djalil," ucap Setya Novanto.

Berikut isi puisinya:

Di Kolong Meja

di kolong meja ada debu
yang belum tersapu
karena pembantu sering pura pura tak tahu

di kolong meja ada biangnya debu
yang memang sengaja tak disapu
bersembunyi berlama-lama
karena takut dakwaan seru
melintas membebani bahu

di kolong meja tersimpan cerita
seorang anak manusia menggapai hidup
gigih dari hari ke hari
meraih ilmu dalam keterbatasan
untuk cita-cita kelak yang bukan semu
tanpa lelah dan malu
bersama debu menghirup udara kelabu

di kolong meja muncul cerita sukses anak manusia
yang semula bersahaja
akhirnya bisa diikuti siapa saja
karena cerdas caranya bekerja

di kolong meja ada lantai yang mulus tanpa cela
ada pula yang terjal bergelombang
siap menganga
menghadang segala cita-cita..

apabila ada kesalahan membahana
kolong meja siap membelah
menerkam tanpa bertanya
bahwa sesungguhnya ada berbagai sosok yg sepatutnya jadi sasaran

di kolong meja
ada pecundang
yang bersembunyi
sembari cuci tangan
cuci kaki
cuci muka..

cuci warisan kesalahan

apakah mereka akan senantiasa di sana..

dengan mental banci berlumur keringat ketakutan
dan sesekali terbahak melihat teman sebagai korban menjadi tontonan?

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan