Kemlu: Pembunuh WNI Diduga Telah Tinggalkan Kamboja Menuju Malaysia
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan pelaku yang diduga membunuh WNI Enen Cahyati keluar dari Kamboja
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengatakan pelaku yang diduga membunuh WNI Enen Cahyati keluar dari Kamboja tepat di hari pembunuhan ibu rumah tangga itu.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Lalu Muhammad Iqbal mengatakan dari informasi yang dihimpun dari Imigrasi di Kamboja diketahui pelaku keluar dari Kamboja di hari tepat pembunuhan terjadi.
"Dari Imigrasi di Kamboja sudah mendapatkan informasi bahwa yang bersangkutan pada hari pembunuhan itu yang sama dia (pelaku) keluar dari kamboja," ujar di di restoran kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).
Baca: Foto Mesra dengan Kekasih Cantiknya, Caisar dapat Banyak Sindiran Dari Para Netizen
Dari informasi itu, ujar Iqbal, diketahui pula pelaku terbang menuju Kuala Lumpur Malaysia menggunakan pesawat komersil Air Asia.
Namun, hingga kini, keberadaan pelaku belum dapat terdeteksi.
"Dia terbaca dari Air Asia ke Kuala lumpur tapi hanya terbaca tujuan pertamanya tujuan berikutnya tidak bisa terdeteksi, yang sekarang kita belum tau posisinya di mana," ujarnya.
Meski demikian, Iqbal menjelaskan pihak Amerika Serikat tidak menutup kemungkinan dapat turut membantu pencarian, mengingat pelaku yang diduga merupakan warga negara Amerika Serikat.
"Ya, kalau diperlukan mungkin kita bisa minta bantuan tapi yang jelas semua pemerintah terkoneksi melalui interpol jadi kita akan prioritaskan red notice ke interpol," tuturnya.
Diketahui, Enen Cahyati (48) ditemukan meninggal di Hometown Suite Hotel, Phnom Penh, Kamboja, pada Minggu (25/3/2018).
Sebelum meninggal, ibu rumah tangga tersebut menjadi korban kekerasan dengan cara dicekik oleh pria asal Amerika Serikat (AS), Bilal Abdul Fateen (66).
Jenazah Enen dimakamkan secara Islam di TP Warga Muslim Kamboja di dalam kompleks Masjid Al Akbar, Khleang Blek, Provinsi Kandal (33 KM dr Phnom Penh), pada (29/3/2018).