Korupsi KTP Elektronik
Fakta Menarik 'Sandiwara' Setya Novanto di Rumah Sakit: Terpergok Berdiri Hingga Sadar Wifinya Jatuh
Sidang lanjutan kasus merintangi penyidikan kasus korupsi e-KTP Setya Novanto dengan terdakta dokter Bimanesh Sutarjo kembali digelar di Pengadilan Ti
Beriringan Indri mengikuti dari belakang.
Kala itu, dokter Bimanes memerintahkan Indri agar infus tidak dipasang, melainkan hanya ditempel di tangan Setya Novanto.
Baca: Bos First Travel Tukar Saham Restoran di London Dengan Apartemen Untuk Berangkatkan Jemaah
Merespon perintah itu, Indri mengaku kaget.
Namun dia tidak mengindahkan perintah dokter Bimanesh.
Indri lanjut mengambil alat rekam jantung dan memeriksa jantung Setya Novanto.
"Saya masuk lagi ke ruangan, saya minta izin, pak kancing bajunya saya buka ya. Saya mau rekam jantung, bapak itu (Setya Novanto) diam saja, matanya masih merem. Saya tanya lagi, bajunya sekalian diganti pak? Dia diam saja, ya sudah saya kancing lagi bajunya," terang Indri.
Baca: 21 Kilogram Sabu Diselundupkan Dari Malaysia Lewat Jalur Tikus di Entikong
Kemudian hasil rekam jantung diserahkan Indri ke dokter Bimanesh.
Indri lanjut mengambil tensi, diikuti dokter Bimanesh.
Di dalam ruangan, dokter Bimanesh mengambil alih alat tensi dan mengatakan pada Setya Novanto, tensinya 180 per 110.
Masih sama, Setya Novanto tidak merespon.
"Lalu tiba-tiba timbul benjolan, dua benjolan di dahi sebesar kuku saya lebarnya. Saya tanya juga ke dokter Bimanes, dok kok ada benjolan. Dokter Bimanes jawab, iya tadi tidak ada, sekarang ada. Pasien tetap diam saja," terang Indri.
"Dokter Bimanesh keluar kamar, saya juga ikut. Belum sampai saya keluar kamar, pasien (Setya Novanto) berteriak. Dia bilang : kapan saya diperban. Saya kaget, refleks langsung balik badan. Kok nada suaranya begitu, agak membentak. Saya jawab : tunggu sebentar pak," singkat Indri.
2. Setya Novanto minta obat merah