Jumat, 3 Oktober 2025

Korupsi KTP Elektronik

Perawat RS Medika Mengaku Takut Setelah Tahu Novanto Buronan KPK

Sangking gelisah dan takut, Indri menyatakan merasa gemetaran terutama saat memasang perban di luka lecet siku dan tangan Setya Novanto.

Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Dua Perawat RS Medika Permata Hijau, suster Indri Astuti dan Nurul Rahmah Nuari di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (2/4/2018) menjadi saksi bagi terdakwa dokter Bimanesh dalam kasus dugaan merintangi penyidikan e-KTP pada Setya Novanto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama dirawat di ruang VIP Rumah Sakit Medika Permata Hijau usai kecelakaan menabrak tiang listrik, televisi di kamar tersebut selalu menyala dan yang diputar ialah soal pemberitaan kasus korupsi e-KTP yang kala itu disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mengetahui saat itu Setya Novanto berstatus buronan KPK, ‎perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau Indri Astuti mengaku dilanda ketakutan saat merawat pasien pada 16 November 2017 lalu.

Baca: Saksi: Datang Sebagai Korban Kecelakaan, Setya Novanto Tidak Merintih Kesakitan

Sangking gelisah dan takut, Indri menyatakan merasa gemetaran terutama saat memasang perban di luka lecet siku dan tangan Setya Novanto.

Hal itu dikatakan Indri Astuti saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (2/4/2018) untuk terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo.

"Di kamar itu, TV menyala terus soal berita kasus koruptor. Saya semakin takut dan gemetaran," kata Indri.

Ketakutan yang dirasakan Indri juga disebabkan adanya kecurigaan terhadap diagnosa pasien.

Awalnya dia diberitahu bahwa Setya Novanto akan diarawat dengan diagnosa menderita hipertensi dan vertigo. Namun, tiba-tiba diagnosa berubah menjadi luka akibat kecelakaan.

"Dari situ semakin saya bingung, di otak saya, saya sudah pikir, waduh ada apa ini?" singkat Indri.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved