Fokus Pada Kesejahteraan Keluarga, Prabowo Ungkap Pentingnya Gerakan Perempuan
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang hadir memberikan sambutan kunci.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perempuan dan para penggiat sosial dari 18 negara, berkumpul di Jakarta.
Mereka menghadiri Wadah Global Gathering yang digelar tanggal 21 sampai 23 Maret 2018.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang hadir memberikan sambutan kunci.
"Secara alami perempuan selalu memberi perhatian kepada anak-anak dan keluarga. Itu yang membuat gerakan perempuan menjadi penting karena ia selalu fokus pada kesejahteraan keluarga yang artinya kesejahteraan rakyat juga terjamin," kata Prabowo.
Baca: Caisar Rutin Komunikasi dengan Indadari, Tapi Cuma Soal Anak
Para perempuan yang hadir membagi pengalamannya bagaimana bertahan, melawan tantangan hidup dan bangkit untuk tetap maju meraih harapan dan impian mereka tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi bangsanya.
Ada tekad kuat, bahwa perempuan punya posisi strategis, sebagai obor dan pilar harapan mencapai tujuan bersama sebagai bagian dunia menuju 2030.
Indonesia, termasuk salah satu dari 193 negara dunia yang ikut mengesahkan kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2015) tentang Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 2030, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
Agenda ini mengikat seluruh komponen bangsa.
"Apalagi bagi WADAH, pendidikan sudah menjadi perhatian utama sejak awal berdirinya. Melalui pendidikan tersebut WADAH bertekad memperjuangkan kemajuan masyarakat yang termarjinalkan; mengurangi kemiskinan dan kesenjangan yang ada di komunitas mereka," kata Penggagas WADAH Global Gathering Anie Hashim Djojohadikusumo dalam keterangan tertulis, Kamis (22/3/2018).
Baca: Puan dan Pramono Anung Disebut Ikut Kecipratan Aliran Dana e-KTP, Fahri Hamzah: Festival Baru!
Wadah Global Gathering (WGG), sebuah ajang pertemuan dari banyak individu penggiat dan pemerhati sosial serta organisasi sosial dalam jaringan internasional Yayasan Wadah Titian Harapan.
WGG pertama yang dilakukan di Bali (2012) berbicara mengenai kemiskinan.
Pertemuan ke-2 diselenggarakan di Yogyakarta (2015) dengan tema pendidikan (education).
Maka pada pertemaun yang ke-3 ini akan membahas peran perempuan dalam mencapai tujuan global 2030.
Yayasan Wadah memperoleh status konsultatif khusus untuk ECOSOC-UN (Economic and Social Council–Dewan Ekonomi & Sosial PBB).
"WGG ini menjadi istimewa karena akan kami laporkan sebagai kontribusi pemikiran pada ECOSOC. WADAH sangat terhormat mendapat status tersebut. Untuk itu, kami memandang jauh ke depan untuk mendukung ECOSOC dalam pembahasan agenda 2030 di mana perempuan dapat berperan besar," kata Anie.
Dalam sesi pertemuan WGG akan membahas tujuan global menyangkut (1) Tidak ada Kemiskinan; (2) Bebas Kelaparan (3) Mutu Pendidikan (4) Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik (5) Energi Terjangkau dan Bersih, dan (7) Kesetaraan Gender.
15 perempuan dari berbagai negara diantaranya India, Nepal, Bhutan, Indonesia, dan Filipina yang mempunyai pengalaman langsung dilapangan diseputar masalah kemiskinan, kelaparan, pendidikan, kesehatan dan masalah sosial lainnya akan menjadi narasumber dalam pertemuan ini.
"Hanya dengan mengerti dan mendengar pengalaman mereka apa adanya serta menghargai serta memperdulikan perasaan, harapan dan impiannya, maka kita dapat memperoleh esensi dan jalan keluar yang tepat,” kata Anie Hashim, yang juga pendiri Yayasan Wadah Titian Harapan.