Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2019

Jokowi Perlu Mempertimbangkan Cak Imin sebagai Cawapres

Rico mengatakan jika calon pendamping Jokowi berasal dari PDIP, maka jelas tidak akan memperluas ceruk pemilih jokowi.

Editor: Hasanudin Aco
Surya/AHMAD ZAIMUL HAQ
Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berbincang dengan penyandang disabilitas saat hadir dalam pelatihan pengembangan kapasitas bagi penyandang disabilitas di Hotel MaxOne Tidar, Surabaya, Minggu (5/11). Dalam kesempatan itu, Cak Imin mendorong pemerintah untuk mewujudkan 1 persen lapangan kerja bagi difabel. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam mencari calon wakil presiden (Cawapres) pada Pemilu 2019 mendatang, Jokowi dianggap layak untuk memperhitungan Ketua umum PKB Muhaimin Iskandar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Imin.

Hal itu diungkapkan pengamat politik, Rico Marbun, Jumat (16/3/2018).

"Untuk memajukan calon wakil presiden, Jokowi memang patut memperhitungkan cak Imin yang notabene berasal dari partai berbasis massa Islam PKB sebagai pendampingnya di 2019 nanti," katanya.

Menurut Rico, setidaknya ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan Jokowi memilih Cak Imin, mengingat gelora Islam politik saat ini sedang naik daun.

Sementara persepsi publik terhadap jokowi menurutnya dalam segmen ini kurang terkelola dengan baik.

"Untuk menarik simpatik massa Islam, Jokowi butuh pendamping yang bisa berdialog, memoderasi dan menjadi bagian dari Islam politik. Dalam hal ini NU sebagai basis massa PKB tentu bisa memainkan peran itu," katanya.

Baca: Kiai Said: Tak Usah Ditanya Lagi, Pasti Cak Imin

Nilai strategis lainnya, menurut Rico, berdasarkan banyak survei terlihat memang PKB saat ini menjadi partai Islam yang paling kuat dan relatif solid tanpa konflik internal.

"Soliditas PKB sejauh ini lebih baik dibandingkan partai berbasis massa Islam lainnya," katanya.

Sebaliknya, Rico menambahkan, jika calon pendamping Jokowi berasal dari PDIP, maka jelas tidak akan memperluas ceruk pemilih jokowi.

"Peluang untuk menambah ceruk pemilih menjadi hilang, karena keduanya berasal dari basis massa yang sama," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved