Sering Impor Beras, JK Sindir Menteri Pertanian
Kalla pun meminta agar Menteri Pertanian Arman Sulaiman untuk memperbaiki data-data pertanian terkait bahan pokok itu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan data pertanian yang ada tak sesuai lapangan, mengingat Indonesia terus menerus mengimpor beras.
"Apabila tahun ini kita masih mengimpor beras, berarti kita punya kesempatan untuk meningkatkan produktivitas, karena memang tentu kita juga harus memperbaiki data-data kita," ujar JK saat memberikan sambutan Jakarta Food Security Summit 4 (JFSS4), di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Kalla pun meminta agar Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk memperbaiki data-data pertanian terkait bahan pokok itu.
"Hampir semua data pertanian, katakanlah sekarang tidak sesuai lapangan. Padi contohnya, BPS masih bingung menentukan berapa produksi tahun ini. Secara teoritis sering saya katakan kepada menteri pertanian, produksi itu sama dengan konsumsi ditambah ekspor dikurangi impor," jelas Kalla.
Untuk itu, kata JK, tugas seorang Amran Sulaiman kian berat untuk bisa memperbaiki data-data statistik pertanian.
JK menjelaskan setiap tahun rata-rata orang Indonesia mengkomsumsi nasi sekitar 110 kg atau kira-kira 28 ton. Sehingga kebutuhan dalam negeri masih bisa dicukupi tanpa melakukan impor beras.
"Karena itulah tugas menteri pertanian lebih besar dari sekarang, walaupun statistik mengatakan tinggi tapi tentu konsumsi tidak seperti itu. Penting untuk dikerjakan bersama-sama," ujar Kalla.
"Ini tentu masalah pemerintah, tapi ini juga harus para pejabat kita juga harus mengikuti ini, dan sisi pertanian kita tidak bisa kembali lagi kepada masa lalu, di mana orang dipaksa merubah dengan cara instruksi, semua berdasarkan perhitungan untung rugi," kata Kalla.