Selasa, 7 Oktober 2025

Kisah Tahanan KPK, Setnov Berusaha Nyaman Fredrich Keluhkan Makanan

Mereka yang pada umumnya adalah pembesar, yang memiliki kekuasaan serta hidup bergelimang harta, mau tidak mau harus menyesuaikan diri saat hidup di p

Penulis: Nurmulia Rekso Purnomo

Mantan pengacara Setnov, Fredrich Yunadi, juga ikut mendekam di rutan KPK. Pengacara yang pernah menjajal seleksi pimpinan KPK itu, ditahan lembaga anti rasuah tersebut pada 13 Januari 
lalu, setelah menjalani pemeriksaan selama tujuh jam.

Ia dianggap menghalangi dan merintangi penyidikan KPK atas kasus e-KTP. Fredrich Yunadi dianggap ikut bersekongkol merekayasa kecelakaan yang terjadi pada kliennya, Setnov pada 15 November silam.

Setelahnya Setnov dirawat di Rumah Sakit Permata Hijau. KPK menduga peristiwa itu hanyalah akal-akalan belaka. Selain Fredrich Yunadi ditetapkan sebagai tersangka, dokter yang bertanggungjawab terhadap Setnov, Bimanesh, juga ditersangkakan.

Kepada wartawan di ruang persidangan, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (5/3), ia menganggap rutan tempat ia tinggal kondisinya relatif baik. Namun sirkulasi udaranya ia anggap 
sangat kurang.

"Menurut saya rutannya cukup bagus, meskipun dalam hal ini tidak layak sebetulnya. Contohnya sirkulasi hawa nggak benar," ujarnya.

Ia juga mengeluhkan kebijakan yang membatasi tahanan hanya boleh dikunjungi dua kali dalam seminggu. Hal itu menyebabkan ia hanya mendapat jatah makanan dari keluarga, hanya dua kali 
dalam seminggu.

Padahal ia sangat mengharapkan makanan dari keluarganya, dibandingkan harus menelan makanan yang disediakan pihak rutan. Fredrich Yunadimenganggap kebijakan tersebut tidak 
layak.

Bupati Kutai Kertanegara, Rita Widyasari, yang sejak 6 Oktober tahun lalu menghuni rutan KPK atas kasus suap, juga sempat menceritakan bagaimana pengalamannya menghuni rutan tersebut.

Kepada wartawan di ruang sidang Pengadilan Tipikor Jakarta, 21 Februari lalu, ia menyebut dengan kedatangan penghuni baru, yakni anggota Komisi A DPRD Kebumen, Dian Lestari, suasana rutan KPK jadi agak berbeda.

Tiap malam semenjak ada Bu Dian, kami dangdutan. Sebelumnya kami tidak pernah nonton dangdutan. Begitu datang Kebumen (Dian), dia dangdutan terus, joget," katanya.

Saking demam dangdutan, Dian juga meminta setiap senam di dalam tahanan harus menggunakan iringan lagu dangdut agar kian semangat dan menjadi hiburan.

"Kalau kami senam kan ada lagunya, sekarang dia minta lagu dangdut. Ya Tuhan ku, mana bisa aku dangdut," ujarnya.

Simak videonya di atas.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved