Cerita Megawati dalam Buku 'Cerita Kecil dari Cikini': Main Bola Sampai Panjat Pohon Buni
Banyak orang mengenal Megawati sebagai sosok yang keras dan teguh dalam pendirian, tidak banyak bicara, bahkan terkesan dingin.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa yang tidak mengenal Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri? Banyak orang mengenal Megawati sebagai sosok yang keras dan teguh dalam pendirian, tidak banyak bicara, bahkan terkesan dingin.
Lantas bagaimana sosok dan keseharian Megawati kecil? Cerita-cerita Megawati kecil dikisahkan dalam buku berjudul Cerita Kecil dari Cikini.
Buku setebal 256 halaman dengan penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ini dibagikan saat acara ulangtahun Mega ke 71 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat pada Selasa (22/1/2018) kemarin.
Oleh ayahnya Presiden Soekarno atau Bung Karno, Megawati biasa dipanggil Ega. Sementara oleh Ibu Fatmawati, ibunya, ia dipanggil adis, kependekan dari Gadis.
Megawati yang bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri lahir dalam kondisi memprihatinkan di Kampung Ledok Ratmakan, pinggir Kali Code, Yogyakarta, 23 Januari 1947.
Saat itu, selepas Magrib, hujan begitu deras dan halilintar seperti hendak membelah angkasa. Lampu padan, Megawati lahir dalam temaran cahaya lilin.
Keluarga ini berada di Yogyakarta karena sebelumnya Belanda merencanakan Agresi Militer. Jadilah Presiden Soekarno terpaksa memboyong keluarganya ke Yogyakarta.
Babak baru keluarga Soekarno berawal pada 17 Desember 1949. Mereka tinggal di Istana. Tiga adik Megawati yakni Rachmawati, Sukmawati dan Guruh lahir di Istana. Mereka bertumbuh bersama didampingi pengasuh.
Megawati menyebut pengasuhnya Bu Citro, yang menemaninya hampir ke mana pun ia pergi, termasuk saat bersekolah. Masing-masing anak memiliki pengasuh sendiri.
Megawati juga menyebut lingkungan masa kecilnya sebagai Kampung Istana. Para pekerja Istana, tukang kebun, pengawal hingga pejabat negara beserta keluarganya disebut Megawati sebagai teman.
Dia menikmati betul masa bermain di setiap sudut Istana, termasuk bermain bola bersama kakaknya, Guntur dan memanjat pohon buni yang rindang.
Di Istana pula, Megawati rajin berkebun dan memelihara binatang. Binatang peliharaan Megawati ialah kucing anggora dan anjing chihuahua.
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, Bung Karno menghadirkan guru taman kanak-kanak. Selain Guntur, Megawati dan adik-adiknya, anak-anak staf istana yang seusia diajak bersekolah bersama.
Kebanyakan dari mereka tinggal di bangunan samping yang memang dikhususkan untuk karyawan istana. Sekolah itu berlangsung di Gazebo, di belakang Istana Merdeka yang di masa Hindia-Belanda dipakai sebagai tempat para pemusik bermain pada acara pesta kebun.
Dalam ingatan Megawati, sekalipun bersekolah di Gazebo yang terbuka, tidak ada pintu masuk dan pintu keluar, semua murid tunduk pada aturan yang dibuat guru. Dari mana seharusnya mereka masuk dan ke arah mana pintu keluar, mereka menurut.
Meski membaur dengan pegawai Istana, hidup dalam tembok tebal membuat ruang gerak anak-anak Presiden sangat terbatas. Sri Pangastuti, guru Megawati di sekolah Gazebo mengusulkan agar Guntur dan Megawati bersekolah di luar Istana demi mengasah interaksi dan sosialisasi.
Ide itu sempat ditolak Fatmawati karena alasan keamanan, tapi kemudian disetujui. Guntur dan Megawati bersekolah di Perguruan Cikini sejak SD sampai SMA. Dengan alasan keamanan, keduanya diantar jemput sopir dan ditemani pengasuh.
Jika Presiden Joko Widodo sering duduk-duduk di gazebo Istana Merdeka, Merdeka, lokasi yang sama itulah dulu TK Istana berada. Di situlah Megawati bersekolah.
Suatu kali Perguruan Cikini memberi bintang pada seluruh siswa yang bersekolah dari TK sampai SMA. Megawati tidak termasuk yang memperoleh bintang karena tidak bersekolah di TK Perguruan Cikini.
"Sebenarnya TK-ku dulu apa Pak?" Tanya Ega pada ayahnya. Ia penasaran mengapa tidak memperoleh bintang seperti temannya yang lain.
Ya, ternyata TK-nya dulu adalah TK Istana. Dari namanya, TK Istana sangat keren. Padahal yang dimaksud adalah sekolah di gazebo, semua terbuka. Tidak ada pintu.