Selasa, 7 Oktober 2025

OSO: Saya Tidak Mau Bawa-Bawa Pak Jokowi

OSO menegaskan, bahwa jika memang dirinya telah melakukan kesalahan, maka ia siap untuk mundur.

Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Nurmulia Rekso Purnomo
Oesman Sapta Odang (OSO), dalam acara yang dihadiri sejumlah pimpinan media massa nasional, di kediamannya, di Jalan Karang Asem Utara, Jakarta Selatan, Selasa (1/16/2018), menegaskan bahwa ia masih Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Dinamika yang terjadi di Partai Hanura, menurut Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura, Oesman Sapta Odang atau OSO, adalah urusan internal partai. Hal tersebut menurutnya disebabkan oleh sejumlah 'oknum,' yang coba mengintervensi partai, dengan cara-cara yang melanggar aturan.

Dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan media massa, di kediamannya, di Jalan Karang Asem Utara, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2018), OSO menegaskan, bahwa jika memang dirinya telah melakukan kesalahan, maka ia siap untuk mundur.

Asalkan mekanisme pelengeran dirinya, sesuai dengan yang diatur di Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tanggah (AD/ART) Partai Hanura.

"Kalau kita melakukan dengan benar dan itu dianggap salah, saya bilang, tidak usah diminta, saya sendiri yang akan mundur," tegasnya.

Kebijakan-kebijakannya yang dianggap kontroversial oleh kubu yang berniat melengserkan dirinya dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Hanura, adalah tindakan yang harus diambil.

Baca: Sosok Marion Jola di Mata Sahabatnya: Dari Baju Model Baju Sabrina Hingga Sikap Pemberani

Ia mencontohkan, bahwa Sarufuddin Sudding ia pecat sebagai Sekjen DPP Partai Hanura, karena melakukan pelanggaran. Sebagai Ketua Umum, ia harus mengambil keputusan tersebut.

Selain itu, ia juga harus membatalkan rencana dukungan untuk Farid Alfauzi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bangkalan.

Pasalnya Farid Alfauzi yang berencana maju sebagai kandidat tersebut, juga merupakan pengurus di Partai Hanura, yang membindangi urusan Pilkada.

"Masa dia mau jadi Bupati, dia juga jadi ketua Pilkada," katanya.

OSO menegaskan, bahwa dinamika yang terjadi saat ini, adalah dinamika internal. Oleh karena itu menurutnya tidak perlu ia melapor, atau bahkan mengajak Presiden RI.

Joko Widodo untuk ikut menyelesaikan konflik yang terjadi saat ini.

Ia juga meyakini, Joko Widodo atau yang dipanggil Jokowi itu, akan merasa tidak pantas jika diajak.

"Saya tidak pernah bicara sama pak Jokowi soal partai. Saya tidak mau bawa-bawa pak Jokowi, apa urusannya. Pak Jokowi juga tidak mungkin itu campur urusan saya," ujarnya.

"Saya kenal betul pak Jokowi, tidak akan pernah ikut campur urusan begini," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved