Rabu, 1 Oktober 2025

PBNU Berharap Pemerintah Iran Tidak Selesaikan Konflik Dengan Senjata

"Kita imbau, konflik didialogan di meja, jangan bedil (red: senjata api)," ujarnaya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2017).

Editor: Adi Suhendi
Warta Kota/Henry Lopulalan
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siraj, mengatakan tidak boleh ada lagi korban yang jatuh akibat konflik di Iran.

Ia berharap otoritas keamanan Iran, tidak menggunakan senjata api dalam menghadapi demonstran.

"Kita imbau, konflik didialogan di meja, jangan bedil (red: senjata api)," ujarnaya di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2017).

Konflik di Iran terjadi antara demonstran dengan otoritas keamanan Iran.

Baca: PBNU Berharap Negara Islam yang Tergabung Dalam OKI Bisa Lebih Kompak

Aksi tersebut dipicu oleh demonstran, yang kecewa dengan pemerintahan Iran, karena tidak kunjung berhasil memperbaiki keadaan negara.

Menurut Aljazeera, dalam konflik yang terjadi sejak 28 Desember lalu di sejumlah wilayah di Iran itu, sudah lebih dari 20 orang tewas, dan ratusan telah ditangkap.

Menurut Said Aqil Siraj, saat ini yang tidak kalah menyedihkan adalah rakyat Yaman yang dilanda konflik sejak tahun 2015 lalu yang dipicu konflik politik.

Baca: Said Aqil Singgung Ahok Dalam Muhasabah NU 2017

Sejak tahun 2015 lalu, kedua faksi yang sama-sama mengklaim sebagai pemerintahan yang sah, menggelar perang di sejumlah wilayah.

Keadaan diperparah dengan hadirnya kelompok Islamic State of Iraq dan Suriah (ISIS), dan militer Amerika Serikat (AS).

BBC pada Maret 2017, melaporkan bahwa sudah lebih dari 7000 orang yang meninggal akibat konflik tersebut.

Mereka yang terluka dan sebagian besar warga Yaman yang tidak terlibat konflik, hidup terlunta-lunta.

Bahkan krisis pangan juga melanda warga Yaman, yang mayoritasnya adalah umat Islam.

Baca: Plt Sekda Beberkan Dugaan Keterlibatan Gubernur Zumi Zola Kepada Penyidik KPK

"Di Yaman ini, ribuan yang mati, penyakit, kelaparan, ketakutan. Apa Islam mengajar orang hidup ketakutan. Islam itu salam (artinya) damai, salamatun (artinya) selammat, dan taslim (artinya) tunduk pada Allah," ujarnya.

"Iran baru beberapa belas (yang tewas), Iran ini sebeanrya negara kaya, hanya karena konflik politik, bisa terjadi seperti ini," katanya.

Baca: Djarot Masih Kurang Modal 4 Kursi Jika Diusung PDIP Dalam Pilkada Sumatera Utara

Said Aqil Siraj mengimbau rakyat Indonesia, untuk terus menjaga perautan dan kesatuan bangsa.
Menghindari cara-cara yang tidak patut dalam politik, sehingga Indonesia kedepannya tidak berujung seperti negara-negara Islam yang saat ini tengah dilanda konflik.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved