Tegaskan Dukung Jokowi, Airlangga Untungkan Golkar
Djayadi Hanan mengatakan, ada beberapa tugas yang harus dilakukan Partai Golkar dibawah pimpinan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan, ada beberapa tugas yang harus dilakukan Partai Golkar dibawah pimpinan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum.
Menurutnya, ada beberapa persoalan bisa diselesaikan dalam jangka waktu dekat.
"Golkar perlu persiapan bukan hanya persiapan Pilkada 2018. Ada tiga tugas besar Pak Airlangga," kata Djayadi Hanan dihubungi di Jakarta, Rabu (28/12/2017).
Pertama, rekonsolidasi internal Partai Golkar.
Hal ini harus dilakukan lantaran Djayadi menilai, kader partai sebelum Airlangga memimpin renggang dan tercerai berai.
Baca: Punya Penyakit Jantung dan Gula, Hakim Izinkan Setya Novanto Berobat Tiap Hari Jumat
Untuk itu perlu dikuatkan dengan menyebar sikap semangat ke seluruh pengurus di Indonesia.
"Konsolidasi internal, perlu dilakukan Airlangga dan jajarannya," katanya.
Selain itu, dia mendorong Partai Golkar untuk menyiapkan kadernya dicalonkan dalam Pilkada 2018.
Tantangan partai berlambang pohon beringin ini, dapat mengusung kader atau calon dari luar partai yang mencerminkan semangat sesuai slogan barunya, yaitu Golkar bersih.
Djayadi mengatakan, tugas ketiga, Golkar harus bersiap menghadapi Pemilu 2019.
Sebagai partai kedua terbesar saat ini, Partai Golkar harus punya kader yang cukup kompetitif untuk dipertarungkan di Pilpres.
Baca: Pesawat ANA Tujuan Jepang Kembali Lagi ke LA Gara-gara Penumpang Salah Naik Pesawat
Setelah menegaskan dukungan kepada Joko Widodo untuk calon preskden 2019-2024, maka posisi calon wakil presiden bisa diambil oleh kader Partai Golkar.
"Golkar paling tidak ada calon. Tidak seperti pemilu 2014, sama sekali tidak ada calon. Padahal kan pemenang pemilu nomor dua. Nah kalau Pak Airlangga konsentrasi penuh, bisa saja dia menjadi salah satu calon wakil presiden," kata Djayadi.
Lebih lanjut Djayadi menyebutkan, Partai Golkar butuh rekonsolidasi besar-besaran dan revitalisasi.
Karena posisinya sedang terpuruk akibat kasus Setya Novanto dan kasus korupsi lainnya yang dilibatkan ke Golkar.
"Dari sisi Partai Golkar, diperlukan orang yang ketua umumnya harus konsentrasi penuh, tidak boleh terbagi tugasnya," katanya.
Sementara soal jabatan menteri, Airlangga dianggap memiliki tugas sangat penting yang memerlukan konsentrasi penuh.
Baca: Wanita Penabrak 6 Siswa SD di Jepang Dibebaskan dari Hukuman
Apalagi, pemerintah saat ini terus menggenjot program-program bidang infrastruktur maupun ekonomi jelang berakhirnya pemerintahan Jokowi-JK pada 2019.
"Berarti memerlukan kabinet dan menteri yang juga konsentrasi penuh dengan tugasnya masing-masing," katanya.
Untuk itu, Djayadi berharap agar Airlangga Hartarto dapat maksimal dalam memperbaiki Partai Golkar. Nantinya posisi di Kabinet Kerja dapat dipegang kader Golkar lainnya.
"Tinggal bagimana komunikasi antara Golkar dengan presiden," katanya.